1. TROUBLE IN THE MORNING

244 13 9
                                    

"CAKRA LUHUNG MAHESWARA!!!"

Suara Raina menggelegar ke seantero rumah diiringi dengan dentuman langkahnya menuju kamar sebelah, kamar Cakra. 

Penampilannya khas orang habis mandi, kolor setengah paha berwarna cream, kaos oversize berwarna coral dan juga rambut sisa keramas yang masih digelung oleh handuk.

Kekesalan minggu pagi ini disebabkan oleh adiknya. Karena setelah dia mandi, gadis itu mendapati body lotion miliknya sudah tidak ada di sana, di bagian khusus per-skincare-an. 

Tanpa perlu arungi danau Toba, Raina sudah bisa menebak bahwa ini pasti kelakuan si jorok Maheswara karena hal ini sudah terjadi lebih dari seribu kali.

‒hhh berlebihan memang.

Tapi sungguh, Cakra itu miliki kebiasaan jelek. Jika pinjam barang, dia tidak pernah langsung mengembalikan barang itu ke tempatnya sebelum Raina yang sadar sendiri barangnya tidak ada.

"Cakra kamu tuh kenapa sih gak bisa dibilangin banget kalo udah pake barang gue balikin ke tempatnya! Heran, udah dikasih tahu berapa kali juga gak guna banget punya kuping!" dalam dentum langkahnya Raina terus mengomel kesal. Jelas sekali dari kerutan di dahinya.

Dia seperti ini bukan pelit, hanya saja dia tidak suka ketika barang yang selalu dia jaga tiba-tiba berantakan atau hilang.

Raina sebetulnya tidak pernah pehitungan selama barang yang dipinjam bisa dijaga dengan baik. Tapi jika barangnya sampai hilang, yaa...

Bisa ngamuk menahun Raina.

Brak!

Tidak dikunci. Baguslah biar Raina bisa leluasa mendamprat anak itu.

Dan..

Raina semakin dibuat kesal ketika mendapati adiknya masih bergelung di bawah selimut.

"Cakra bangun! Dimana body lotion gue?!"

Dia coba menyibak selimut yang sejak tadi laki-laki itu jadikan tempat persembunyian dari teriakkannya.

Sayangnya Cakra sudah memprediksi hal ini akan terjadi, maka dia dengan sekuat tenaga memegang ujung selimutnya agar tidak bisa Raina sibak.

Maka adegan saling tarik-tarikan selimut pun terjadi dengan diiringi oleh Raina yang terus-terusan mengomel.

"Nghh. Berisik Teh ih masih pagi," Cakra merengut dengan suara serak khas bangun tidurnya. 

Remaja itu tidak menggubris teriakan Raina. Yang ada saat ini dia semakin meringkuk di bawah selimut. Memberi visual seperti ulat dalam kepompong.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat tepat di pantat laki-laki itu.

"TETEH APA-AP‒"

BUGH!

"ANYING!" Cakra mengumpat dengan mulus tanpa hambatan.

Tidak hanya pantatnya yang menerima kebringasan tangan Raina, seluruh tubuhnya pun harus bersilaturahmi dadakan dengan dinginnya ubin pagi kamarnya.

Memang sial. Cakra sangat sial pagi ini.

"BUNDAAAAAAA!!!"

Duet pengaduan dari keduanya baru mereka lancarkan. Entah siapa yang akan didengar.

Saat ini Cakra masih terlentang pasrah di atas lantai sembari meringis merasakan pantat dan badannya yang kesakitan.

Kadang Cakra heran isi badan kakaknya itu apa saja karena jika dilihat dari bentuk tubuh, Raina ini cukup ramping tapi anehnya tenaga dia sudah setara Samsonwati.

NO LONGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang