I lost myself.
I lost my world.
And,
I lost everything since you came to my life.~~~
"Terus aja terus!" Pemuda itu menggeram kesal. "Kenapa kamu nyanyi tanpa seijin aku, Raina!" ucapnya tajam menatap gadis yang saat ini tengah memalingkan muka ke arah lain.
Mimiknya nampak menahan amarah juga sedih secara bersamaan. Deru napas begitu cepat berpacu dengan riak-riak angin kencang menerpa dedaunan. Ujung-ujung kukunya terus menekan-nekan dres yang dia pakai.
Hal ini kembali lagi terulang. Raina yang mencuri-curi lakukan hobi tanpa sepengetahuan sang kekasih dan mengira kebohongannya kali ini tidak akan ketahuan, lagi. Nyatanya salah, lelaki itu tiba-tiba datang ke acara festival menyanyi di dekat taman kota untuk menyeretnya pulang dengan paksa.
Sial sekali nasib Raina.
Tapi jujur, Raina begitu kesulitan untuk menghilangkan kegemarannya ini. How could? Di saat menyanyi sudah menjadi bagian dari dunianya.
"Aku gak tahu lagi harus ngasih tahu kamu pakai cara apa. Kenapa kamu terus-terusan gak pernah nurut sama aku, hah?!" Laki-laki itu kembali bersuara dengan mata yang masih terus menatap Raina mengintimidasi. Sementara yang diajak bicara masih kukuh bergeming sudi untuk melihat wajahnya.
"Rain!"
Telinganya sengaja dia tulikan kali ini.
Biar saja.
"RAINA!!"
"AW! APAAN SIH!" Kerutan di dahi Raina begitu dalam. "Bisa biasa aja gak?! Gak usah kasar kaya gini!" Sungut Raina berapi-api seraya menunjuk lengannya yang ditarik paksa oleh pemuda di sampingnya.
"Pantes emang kamu dikasarin kaya gini. Biar paham. Biar ngerti artinya nurut sama pacar!" Balas Raka berang sembari menunjuk-nunjuk Raina.
"Raina!"
Gadis bermata coklat itu mengerjap kaget akibat dari pukulan ringan di bahunya. Beruntung dia kembali ke realita, memutus bayangan rasa sakit yang baru saja melintas di kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Eilla menyelidik. "Mau ikutan?"
Gadis itu tampak menimbang. Kembali dengan seksama melihat pamflet yang menempel di mading. Di sana terdapat sebuah pengumuman acara "Amusing Park".
Amusing Park merupakan acara musik akhir tahun sekaligus perayaan kelulusan sebagai bentuk hiburan bagi anak kelas 12 yang sudah menuntaskan masa UN-nya.
"Menurut lo gimana, Ce?" Tersirat nada ragu dari pertanyaan Raina.
Dari pertanyaannya saja, Eilla paham kemana arah pertanyaan temannya bermuara. Gadis itu menghembuskan napas jengah. "Sebenernya seberapa besar sakit lo sekarang, sih, Rain?" Jedanya. "Sampe hal remeh temeh kaya gini aja, lo beneran gak bisa langsung ambil keputusan. Padahal ini hidup lo." Sambung Eilla kesal.
Pundak Raina merosot. Sorot matanya nampak begitu sendu. Dia sendiri bingung kenapa setelah terlepas darinya pun, dia malah semakin kesulitan untuk melakukan hal-hal yang dia inginkan.
"Dengerin gue, Rain." Ucapnya setengah memerintah. "Mungkin emang sulit buat lepas dari kebiasaan dan aturan yang secara gak sadar udah mendarah daging sampai bikin lo selalu ragu dan takut buat ambil keputusan apapun. Tapi please, sekarang lo udah keluar dari lingkaran setan itu. Hidup lo adalah hak lo. Siapapun gak ada yang berhak buat mengintervensi pilihan dan langkah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
NO LONGER
RomanceDalam sekejap takdir semesta seperti sedang mencemoohnya. Merangkulnya dengan fakta mengejutkan bak hantaman meteor tak kasat mata hingga sesakkan dada. Hantaman yang mampu mendorongnya paksa pada kubangan rasa tanpa daya. Menenggelamkannya bersama...