"bang.sat (n) adalah sebutan bagi dia yang tidak beradab, tidak berakal, dan tidak berperikemanusiaan."
***
"Teh Ivy!" teriak salah seorang siswi sambil berlari tergesa ke arah Raina yang sedang berjalan di koridor kelas untuk menuju kelas pacarnya.
Seperti biasa mereka akan pulang bersama.
Dari awal masuk sekolah hingga saat ini kelas dua belas, si gadis bermata coklat ini selain dikenal dengan nama Raina, dia juga dikenal dengan nama Ivy. Khususnya di kalangan anak kelas sepuluh.
Hal ini berawal ketika dulu dia sedang tampil di atas panggung dalam event penyambutan siswa-siswi baru. Dengan terang-terangan salah satu siswa berteriak. "TEH IVY AKU PADAMU!!"
Alhasil membuat panggilan itu terpatri di telinga anak-anak kelas sepuluh lainnya.
Raina menoleh lantas tersenyum. "Ya? Kenapa?"
"Ini Teh tadi aku diminta buat ngasihin ini ke Teteh." ucap gadis itu seraya menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna lilac dengan pita pastel diatasnya.
Raina mengambil alih kotak itu, "Kenapa ko buat aku? Dari siapa?" sembari menelisik.
Gadis di hadapan Raina menggeleng. "Gak tahu teh, pokonya kata hamba Allah yang tadi cegat aku ini kotak harus nyampe ke tangan Teteh banget."
Raina sudah sering dengan hadiah-hadiah yang tiba-tiba seperti ini. Mulai dari si pengirim yang menyebutkan dirinya pecinta hujan, pecinta sajak, anak senja, anak langit, sampai anak dakjal.
Eh?
Tidak deng, anak dakjal hanya untuk Cakra seorang.
Maka Raina hanya ber-oh ria seraya mengangguk. "Oh, oke. Makasih ya." Dia tersenyum pada gadis itu lantas melanjutkan langkahnya sembari membuka bungkusan di tangannya.
Dalam kotak itu isinya adalah sebuah coklat yang dilengkapi dengan sticky note.
~~~
Raina.. Jangan pernah berhenti buat nyanyi ya. Soalnya suara kamu udah bikin aku punya semangat buat sekolah lagi.
~~~
Dalam langkahnya gadis itu terus menelisik pada benda yang ada di tangannya. Dia memeriksa setiap sudut benda itu siapa tahu ada nama yang terselip yang menunjukan nama si pengirim. Sayangnya, meski dia sudah membolak-balikan kotak itu, dia tetap tidak menemukan apapun di sana.
Yang dia dapatkan hanyalah suara tiba-tiba hasil dari langkah tidak khusuknya.
"Itu apa?"
"Hah?" Raina mendongak lantas mengedarkan pandangan.
Ternyata dia sudah sampai di depan kelas pacarnya.
"Ini, apa?!" laki-laki itu bertanya lagi seraya mengambil kotak yang dipegang Raina.
Raina sedikit gelagapan. "Ngg.. Itu tadi ada adik kelas ngasih tapi aku gak tahu dari siapa soalnya dia juga gak tahu namanya."
Terlihat Raka sedang membaca sticky note dalam kotak itu.
"Ck. Ganjen," Katanya dengan tatapan sinisnya. Lalu dengan kasar dia memberikan kotak itu pada Raina. "Nih!"
Gadis itu sedikit kebingungan karena melihat Raka yang langsung pergi begitu saja tanpa konfirmasi apapun.
"Raka! Kok kamu pergi gitu aja?!" Raina buru-buru memasukan kotak itu ke dalam tasnya lalu berjalan tergesa mengejar pemuda itu.
Sementara Raka terus saja berjalan ke area parkir tanpa menggubris panggilan-panggilan dari Raina. Dengan langkah-langkahnya yang lebar, dia enggan menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO LONGER
RomanceDalam sekejap takdir semesta seperti sedang mencemoohnya. Merangkulnya dengan fakta mengejutkan bak hantaman meteor tak kasat mata hingga sesakkan dada. Hantaman yang mampu mendorongnya paksa pada kubangan rasa tanpa daya. Menenggelamkannya bersama...