That Girl -SH ver- (END)

Chapter 21

Happy reading~
.
.
.

Tidak ada yang menyangka akan datang hari di mana orang-orang merasa takut karena pernah memperlakukan Hyuuga Hinata sebegitu buruk.

Hari itu adalah hari ini. Waktunya tiba, roda kehidupan benar-benar berputar. Warga Akatsuki Senior High School tengah dilanda kekhawatiran. Bukan hanya para muridnya, deretan guru di sana juga.

Semua bermula ketika pagi ini media dipenuhi oleh berita penangkapan pemilik Miku Group, Tuan Miku. Paruh baya itu telah ditetapkan sebagai tersangka utama penyebab kecelakaan pemilik Byakugan Company dua tahun lalu dan pelaku penyebar berita palsu kematian pewaris tunggal perusahaan tersebut guna meraih keuntungan pribadi.

Saham Miku Group langsung anjlok dan tampaknya tidak ada yang berniat mengulurkan bantuan. Keluarga Miku berada di ambang kehancuran.

Tak berhenti di sana, hujatan demi hujatan pun terus terlempar bak menabur garam di atas luka. Siapa yang paling menderita di dalam situasi ini selain Tuan Miku sendiri? Jelas anak dan istrinya.

Bagian paling mengejutkan adalah identitas Hinata terungkap sebagai si pewaris tunggal. Sebuah fakta serupa mimpi buruk bagi mereka para pembully sang gadis. Ditambah seorang Hyuuga Neji muncul, menemui kepala sekolah Akatsuki Senior High School untuk memberikan satu atau dua peringatan keras. Sudah, tamat.

Miku Shion tidak masuk sekolah. Oh tentu, gadis itu takkan sanggup menanggung malu. Mau ditaruh di mana mukanya jika masih berani menampakkan diri? Satu sekolah tahu bagaimana perangainya yang jauh dari kata baik, hanya saja tak berani berkomentar mengingat siapa Tuan Miku. Well, sekarang tidak lagi.

Hinata juga sama, tidak masuk sekolah. Pertama, karena Sasuke sekeluarga dan Neji melarang keras. Bukan pilihan bagus hadir di tengah-tengah berita panas tentang kasus yang melibatkan keluarganya. Kedua, karena ia belum seratus persen sembuh dari demam kemarin. Sekarang lebih baik istirahat saja tanpa peduli pada dunia luar.

Bisa ditebak kalau nama Hyuuga Hinata dan Miku Shion menjadi perbincangan seluruh warga sekolah. Dari pagi sebelum pelajaran pertama dimulai sampai sekarang jam makan siang. Nyaris seluruh murid membicarakan mereka hari ini. Termasuk Shikamaru, Naruto, dan bahkan Sakura yang belum pernah berinteraksi langsung dengan Hinata.

“Berarti yang tadi pagi datang denganmu itu sepupunya Hinata?” Shikamaru bertanya ketika mereka berempat duduk tenang dan siap menyantap makan siang.

“Ya.”

“Apa yang ia lakukan? Kulihat beberapa guru tampak khawatir.”

“Entah, tapi pasti bukan sesuatu yang baik.”

“Ia tidak bilang apa-apa padamu?”

Sasuke menggeleng, “Hanya katanya ingin tahu sekolah dan warganya yang berani memperlakukan Hinata sembarangan.”

“Oke, itu terdengar menakutkan,” Shikamaru akui, “Apa kita juga kena?”

“Mungkin.”

“Jadi benar si Benalu itu orang kaya..”

Berkat kata-kata barusan -yang diucapkan tanpa maksud jahat sedikit pun- Naruto kontan mendapat hadiah berupa tatapan super tajam dari sang kawan di seberang meja. Seketika ia menelan ludah berat, berpikir keras di mana letak kesalahannya sampai Sasuke seakan ingin membunuhnya detik itu juga.

“K-kenapa?”

“Sebut dia benalu sekali lagi dan kita mungkin akan berkelahi untuk pertama kali.”

“Astaga, orang ini benar-benar... kuperhatikan kau mulai terdengar lebih dari sekadar teman dengan si Benalu.”

Sasuke menggulung lengan almamaternya, memperlihatkan bahwa ia tidak main-main, “Jadi kau tetap ingin memanggilnya begitu atau sebut namanya dengan benar?”