Chapter 19

3.3K 506 78
                                    

Happy reading~
.
.
.

Mereka yang hadir di rumah duka untuk berbelasungkawa kebanyakan adalah para rekan bisnis. Berita kematian Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Hikari benar-benar menggemparkan para petinggi perusahaan dalam negara. Selama ini semua orang berasumsi bahwa pasangan pemilik Byakugan Company itu dibawa ke luar negeri untuk menjalani perawatan intensif usai mengalami kecelakaan parah. Ternyata tidak demikian.

Orang tua Sasuke juga ada di sana. Mereka bertemu Neji untuk pertama kali, sempat bertanya-tanya karena setahu mereka Hyuuga Hiashi tidak memiliki putra melainkan hanya putri tunggal yang telah lama meninggal. Namun terjawab ketika Neji memperkenalkan diri sebagai keponakan yang datang dari jauh.

“Aku tinggal di Australia. Memutuskan terbang ke sini setelah mendengar kabar keluarga Pamanku. Terlambat dua tahun, aku sungguh menyesal.”

“Aku turut menyesal. Sungguh baru tahu kalau selama ini mereka dirawat di Jepang. Meski hubungan antara kami sebagian besar soal bisnis, tapi kami berteman cukup baik.”

Kalimat tersebut membangkitkan kembali emosi dalam diri Neji terhadap Tuan Miku. Lagi dan lagi ada kerusakan yang Pak Tua itu ciptakan. Menyembunyikan Paman dan Bibinya dari dunia sama dengan menghalangi segala kemungkinan bala bantuan. Sungguh ia tidak mengerti hati orang tua itu terbuat dari apa. Mungkin batu, atau tidak sama sekali. Tuan Miku tidak punya hati.

Neji tak pernah memiliki keinginan untuk menjadi jahat, tapi pembalasan kadang diperlukan. Bukti-bukti yang susah payah ia kumpulkan kini telah tersusun rapi. Ia siap menjebloskan Tuan Miku ke balik jeruji besi. Tak ada celah bagi beliau untuk berkelit apalagi melarikan diri. Kemenangan Neji di meja hijau dijamin seratus persen.

Kereta lamunan pria Hyuuga itu terhenti ketika Mikoto yang masih berdiri di sisi sang suami melayangkan sebuah pertanyaan.

“Hiashi memiliki seorang putri ‘kan?”

“Ah ya, benar. Jika Nyonya belum tahu, sepupuku itu juga sudah meninggal dua tahun lalu.”

“Aku tahu, tapi wajah dan nama sepupumu tak pernah tersebar. Dulu sekali kami pernah bertemu, tapi sudah lama dan aku lupa.” Mikoto ingat berita kematian gadis itu cukup ramai, memenuhi surat kabar serta stasiun televisi.

“Ya, Paman dan Bibiku tidak mau memamerkan putri mereka untuk satu atau dua alasan. Lagipula... sepupuku tidak suka diekspos.”

“Begitu,” Fugaku manggut-manggut, “Kalau boleh tahu, siapa nama sepupumu?”

“Namanya Hyuuga Hinata.”

Orang tua Sasuke tersentak lantas saling melempar pandang. Mereka yakin tengah berpikir ke arah yang sama. Atau lebih tepatnya, pada siapa. Hyuuga Hinata... oh ini bisa jadi hanya sebuah kebetulan, tapi tetap saja mengejutkan.

Neji menyadari perubahan ekspresi dua orang tua di hadapannya, “Kenapa, Tuan? Nyonya?”

“Tidak, hanya... kebetulan putraku memiliki teman perempuan dengan nama yang sama.”

“Oh..” Neji tersenyum seraya mengangguk pelan.

“Dan gadis itu juga berasal dari Hokkaido.”

Kali ini Neji menunjukkan sedikit minat dan raut penasaran. Informasi itu kedengaran seperti suatu kebetulan yang cukup menarik.

Lalu Fugaku melanjutkan, “Aku hampir mengira ia adalah putri Hiashi karena aku seakan pernah melihatnya dalam versi anak-anak, tapi tidak mungkin ‘kan? Lagipula Tuan Miku bilang gadis itu hanyalah gadis jalanan yang ia tolong.”

“Maaf, maaf, Tuan siapa tadi?”

“Tuan Miku, pemilik perusahaan Miku Group di Tokyo. Gadis itu dirawat oleh beliau selama dua tahun sebelum akhirnya dilepas kembali ke jalanan.”

That Girl -SH ver- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang