Chapter 10

3.2K 472 15
                                    

Happy reading~
.
.
.

Shion tidak terima. Amarah menguasai ketika tahu orang yang paling ia benci batal ditendang dari sekolah. Diperparah fakta bahwa kakak Sasuke lah alasan di balik menetapnya orang itu. Kakak pria yang disukainya secara tak terduga mengajukan diri sebagai wali si Benalu. Hal mengesalkan apalagi ini?

Di pertemuan orang tua hari ini untuk membahas festival olahraga minggu depan, seperti biasa Itachi hadir mengisi keabsenan orang tuanya. Yang membuat gempar, saat kakak Sasuke itu turun dari mobil, Hinata turut keluar dari dalam sana. And wala, secepat jaringan internet di negara ini, gosip dan rumor menyebar ke tiap penjuru sekolah.

Hampir semua menyadari kalau belakangan Benalu satu itu memang... cukup dekat dengan Sasuke. Entah bagaimana kedekatan mereka dimulai. Tapi tidak sampai mengira Hinata juga dekat dengan anggota keluarga Uchiha yang lain.

“Shion, kau bilang mulai hari ini si Benalu tidak akan sekolah di sini lagi. Mana buktinya?” salah satu teman makan siang si gadis Miku bertanya.

Shion mengacak rambut, merasa frustrasi.

“Seharusnya memang begitu kalau Kak Itachi tidak menanggung biaya sekolahnya! Ada apa ini, kenapa Benalu itu tiba-tiba semakin dekat dengan Sasuke bahkan dengan Kak Itachi?!”

Tangan Shion terkepal. Sorot matanya menghunus pada sosok yang kini duduk tepat di samping Sasuke sembari menyantap makan siang. Sebuah tekad baru terbentuk dalam hati. Hyuuga Hinata... akan ia buat jauh lebih sengsara lagi dari sekarang.

****

Matanya boleh jadi memperhatikan guru yang mengajar di depan kelas, telinganya masih terpasang dengan baik di sisi kepala, tapi tidak berguna jika pikirannya tidak ada di tempat. Melayang bebas ke beberapa jam lalu.

“Paman! Tunggu, Paman!”

Ayah Shion yang sejak awal mengabaikan suara yang ia tahu milik siapa akhirnya berbalik. Menghentikan langkah. Sengaja memancing gadis seumuran putrinya itu ke tempat parkir yang sepi jadi mereka bebas membicarakan apapun.

Biasanya Ibu Shion yang datang tiap ada pertemuan orang tua, tapi kali ini berbeda. Ayah Shion sengaja melakukannya karena sudah menduga akan seperti ini. Hinata akan menemui dan menerornya dengan berbagai pertanyaan.

“Apa maumu?”

“Katakan di mana orang tuaku, Paman! Ke mana mereka?!”

“Mana kutahu, cari saja sendiri! Bukankah kau anaknya? Kau yang sering berada di dekat mereka, harusnya kau tahu!”

Hinata merasa sakit hati sekali. Paruh baya yang selama dua tahun belakangan ia anggap sebagai penolong, pahlawan, dan malaikat tanpa sayapnya, ternyata sama sekali tidak sebaik itu. Ia masih belum tahu apa yang menyebabkan Ayah Shion berubah sikap begini.

“Apa masalahnya? Apa salahku? Kenapa Paman berubah drastis seperti ini..” Hinata menyeka air mata yang tiba-tiba mengalir di pipi.

“Kau tidak perlu tahu,” Ayah Shion memasang wajah kesal, “Yang perlu kau tahu hanyalah, kau harus segera mengembalikan semua uang yang sudah kukeluarkan untukmu. Termasuk biaya rumah sakit orang tuamu.”

“Pasti kukembalikan setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan bagus. Aku berkali-kali pernah mengatakannya.”

“Aku bilang segera!”

“Uang sebanyak itu aku cari di mana..”

“Bukan urusanku. Kau harus segera mengembalikan atau orang tuamu dalam bahaya.”

That Girl -SH ver- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang