Kaki jenjangnya menyusuri jalanan yang begitu ramai udara dingin menusuk tubuh gadis berambut blonde walaupun tubuhnya sudah berbalut pakaian tebal namun udara itu masih terasa ditubuh kurusnya,matanya melirik jam tangan yang melingkar di tangannya masih menunjukan pukul 8 pagi ini masih terlalu pagi untuk dirinya pergi kekampus.
"rose!".gadis bernama rose itu menoleh kearah wanita yang berlari kecil menuju dirinya,gadis begigi kelinci itu tersenyum pada rose yang terdiam
"wae?kenapa kau bisa disini nayeon?".tanya rose heran dan menanjutkan jalannya kembali berdampingan dengan nayeon teman kuliahnya di oxford ,rose dan nayeon tidak sengaja bertemu saat pendaftaraan itu membuat rose merasa beruntung bisa menemukan seorang teman yang berasal dari negaranya korea meski nayeon lebih tua darinya itu tidak masalah menurut rose
"ini sudah ke 10 kalinya aku menemukanmu berjalan pagi pagi menuju kampus rose' apa kau tidak lelah padahal kau mempunyai mobil mewah".gadis bergigi kelinci itu mengusap telapak tanganya ,rose menoleh pada nayeon tersenyum tipis
"aku menikmatinya unnie ketika aku berjalan menyusuri jalanan banyak hal yang membuatku tenang ketika aku berfikir keras".jawaban rose membuat nayeon menatap rose iba,nayeon tau jika rose memikirkan keluarganya di korea dan nayeon banyak tau tentang masalah gadis blonde yang sudah menjadi temannya selama 1 tahun ini
"kau merindukan mereka?".tanya nayeon ragu gadis blonde menghentikan langkahnya dan menatap wajah nayeon dengan senyuman tipis
"bohong jika aku tidak merindukan mereka unnie' kau sudah tau sejak aku kecil aku tidak pernah dekat dengan ketiga saudaraku bahkan aku melupakan jika aku mempunyai seorang adik,terkadang aku ingin menolak semua fakta itu tapi aku tidak bisa..kami hidup dalam keadaan pengendalian eomma kami dan eomma menjadikan kami sebagai copyan dirinya".gadis blonde itu berucap dengan kepala menunduk menatap sepatu putihnya,nayeon mengusap lembut lengan rose membuat rose mendongak
"kau tidak bisa menolak sebuah takdir rose'aku yakin bukan hanya dirimu yang merasa seperti ini mungkin adikmu dan kedua unniemu merasakan hal yang sama..jangan beranggapan mempunyai keluarga yang hangat saling merindukan membuatmu merasa bahagia itu tidak benar karena lambat laun itu akan memudar oleh waktu".rose menatap nayeon bingung membuat nayeon terkekeh
"contohnya aku' aku mempunyai keluarga yang sangat hangat saling mensuport satu sama lain dan saling mengasihi saling menerima apapun keputusanya sampai akhirnya membuat kita nyaman dan bergantung pada situasi itu keinginan kita hanya tetap mempertahankan semua itu..tapi semenjak ibuku meninggal semua berubah drastis ayahku yang selalu memberikan kasih sayang pada ketiga anaknya itu semua hilang tidak ada lagi kehangatan ,perhatian atau bahkan saling mendukung satu sam lain sama halnya dengannmu kami menjalani hidup masing masing".perkataan nayeon membuat gadis blonde itu terdiam ternyata bukan hanya dirinya yang hidup seorang diri ,nayeon tersenyum menatap rose
"kau lebih beruntung dariku rose..kau tau kenapa?".gadis blonde itu menggeleng pelan
"akan ada kebahagiaan setelah penderitaan...akan ada senyuman setelah tangisan,ini memang berat buat kalian tapi percayalah suatu saat kalian akan merasakan apa itu kehangatan,dan kebahagiaan keluarga' aku sudah merasakan itu semua sejak kecil bahkan kami merasakan kasih sayang saat kita kecil lalu tuhan memberikan kami kesedihan setelah kami sudah mampu menjalani itu sendiri..tuhan itu adil rose".nayeon mengusap air mata yang menetes dipipi putih rose memberikan kekuatan pada dirinya ,nayeon sangat mengerti perasaan rose karena selama hidupnya selalu dikendalikan oleh kim yoona ibunya rose sama halnya dengan ketiga saudaranya tidak pernah mempunyai kebebasan untuk memilih jalannya sendiri
"aku disini bersamamu aku akan selalu menjadi temanmu,unniemu atau apapun itu jadi jangan pernah memendam perasaan itu seorang diri,hm".rose memeluk erat tubuh sahabatnya yang selalu memberikan ketenangan padanya,nayeon adalah wanita yang sangat dewasa menurut rose
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream (HIATUS)
RandomLalisa Kim hidup dibayangi kenyataan bahwa sang ayah, ibu, dan ketiga kakaknya menjadi dokter sukses. Didikan sang ibu yang kaku menghalangi mimpinya menjadi penyanyi dan penari dance . Bahkan ia harus rela pindah ke sekolahan sederhana selama seta...