Monica datang ke ruangan Daniel karena ia merasa begitu lalai ketika Jacqueline datang ke ruangan Daniel dengan emosi yang tak terduga.
"Maafkan saya. Saya tidak tahu jika nona Jacqueline—" Monica merasa sangat bersalah. Mendengar kegaduhan yang terjadi di ruangan Daniel membuatnya secara sontak memanggil security untuk mengeluarkan Jacqueline.
Daniel memijat pelipisnya. "Biarkan aku sendiri, Monica..." kata Daniel tenang.
Melihat sekretarisnya pergi, Daniel mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Jacky. Namun, sepertinya wanita itu mematikan ponselnya.
Sore itu, Daniel sengaja menunggu Jacky di depan gedung apartemennya. Ia menunggu begitu lama di depan gedung apartement bersama sopir pribadinya. Tapi sepertinya, Jacky juga tidak memiliki rencana untuk kembali ke rumahnya hari ini.
Daniel menutup korannya sambil menghela napasnya gusar.
"Antar aku ke kelab," kata Danaiel santai pada sopir pribadinya.
"Baik, Tuan"
Daniel yakin Jacky tidak akan pulang. Ia juga pasti akan mematikan ponselnya selama beberapa hari. Lalu wanita itu akan membolos kerja demi menenangkan pikirannya. Yah, setidaknya Daniel tahu kebiasaan Jacky yang masih seperti wanita pada umumnya.
Di dalam perjalanan, Daniel mengetuk-ngetukkan jarinya di sandaran kursinya. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Jacky. Air mata wanita itu sungguh mengganggu Daniel belakangan ini. Sebenarnya ada apa dengan Jacky. Tidak, seharusnya Daniel yang menanyakan hal ini pada dirinya sendiri.
Kenapa dirinya begitu terusik dengan air mata Jacky yang akhir-akhir ini sering kali Jacky tunjukan pada Daniel. Wanita itu bukan orang yang senang mencari simpatik. Jacky wanita yang jarang menangis dan orang yang paling tidak peduli dalam hal kecil apapun.
Dan melihat Jacky menangis membuat sesuatu di dalam diri Daniel merasa terluka. Daniel tidak menyukai perasaan ini. Jacky adalah Jacky. Daniel harus memastikan sesuatu sebelum segalanya menjadi rumit. Ia juga tidak ingin hubungannya dengan Jacky semakin memburuk.
*
Jacky tidak tahu, apakah yang akan dilakukannya setelah ini adalah pilihannya yang tepat atau bukan. Yang pasti, Jacky hanya ingin menghilang dari hadapan Daniel untuk saat ini. Ia tidak ingin bertemu dengan pria itu.
Bertemu dengan Daniel setelah ia bertengkar dengan pria itu sepertinya adalah hal yang sulit untuk Jacky lakukan. Ia yakin, Daniel pasti mencoba menghubunginya atau bahkan mendatangi apartemennya seperti yang biasa ia lakukan jika mereka bertengkar. Sehingga Jacky memutuskan untuk menemui seseorang yang mungkin bisa menyembunyikan Jacky dari Daniel. Pria itu akan dengan mudah menemukan Jacku dimana pun Jacky berada. Dan yang ingin lakukan sekarang adalah membuktikan pada Daniel, jika tanpa Daniel, Jacky bisa melakukan hal yang tidak pernah Daniel bayangkan sama sekali.
Saat itu, seseorang membuka pintu apartemennya ketika Jacky menekan bel berkali-kali. Orang itu menatap Jacky yang terlihat basah karena hujan. Ia juga terlihat membawa beberapa barangnya.
"Jacky?"
Jacky memeluk tasnya erat. Air matanya berlinang. LaLu ia mendongak menatap seseorang yang mungkin saja bisa Jacky harapkan untuk membantunya.
"Tolong aku" Jacky menyeka air matanya. "Sembunyikan aku dari Daniel..." pinta Jacky setengah memohon.
Ia tahu, ia tidak pernah memohon untuk hal-hal seperti ini pada seseorang. Hanya saja, untuk saat ini, segala situasinya sudah berubah. Jacky merasa membutuhkan seseorang, setidaknya untuk menguatkan keinginannya untuk memulai segalanya dari awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACQUELINE (SCENT OF SUMMER)| ON GOING
RomanceCERITA DEWASA JACQUELINE LANDON Semua orang memanggilnya Jacky. Tidak ada satupun kenangan yang membuat Jacky merasa sempurna karena telah terlahir di dunia ini. Menjadi seorang yatim piatu adalah sesuatu hal yang tidak pernah jacky inginkan. Ia ter...