PART 17

1.2K 291 45
                                    



Kevin dallas, pemilik agency Jacqueline bekerja saat ini sedang merayakan ulang tahun pernikahannya bersama semua orang yang bekerja untuknya. Ruangan di padati tamu undangan dari berbagai kalangan.

Sebagai mantan model ternama, tentu saja namanya masih diperhitugkan di jagad hiburan. Meskipun di usianya yang sudah tidak lagi muda, pria itu masih aktif di dunia modeling. Terkadang ia turun langsung untuk mengajari model-model yang masih membutuhkan bimbingannya.

Ia melakukannya atas paksaan istrinya tercinta, Alice morgan.

Jacqueline pernah beberapa kali bertemu dengan keluarga terpandang itu. Istrinya sangat ramah, dan ketiga anaknya begitu sempurna. Keluarganya jarang berada disini, karena mereka memutuskan menetap d Swiss sejak menikah.

Ah, ada salah satu putrinya yang menurut Jacqueline sangat aneh. Ia tidak ingin bertanya lebih dalam, tapi yang jelas putrinya datang hampir setiap hari untuk membersihkan toilet gedung.

Jacqueline tidak tahu hukuman apa yang sedang di terima orang itu. Hanya saja, semua itu sudah berlangsung satu tahun lamanya.

"Apa kau yakin dia akan datang?" Anthony merapikan rambut Jacqueline. "Sempurna!" pujinya.

"Julian selalu menepati janjinya..." sesekali Jacqueline menatap ponselnya.

Ia meminta Julian untuk hadir bersamanya di pesta ulang tahun pernikahan bosnya. Dan Julian menyanggupinya.

Tidak lama setelah itu, Julian datang. Pria itu memberikan Jacqueline sebuket bunga mawar merah.

"Untukmu..." katanya.

Jacqueline sempat tertegun dengan karangan bunga itu. Namun ia mengambilnya tidak lama setelah itu.

"Orang akan berpikir jika kita sedang kencan, Julian" kata Jacqueline tersipu.

"Bukankah hal yang lumrah jika memberikan sebuket bunga untuk wanita cantik?"

Jacqueline memukul bahu Julian.

"Kau pria sinting!" ucap Jacqueline setengah berbisik. Ia menoleh kebelakang dan melihat Anthony yang sedang mengamatinya dari kejauhan. "Jika tidak ada Anthony aku pasti sudah memukulmu, Julian"

Julian terkekeh. "Lakukanlah jika kau bisa melakukannya..."

Jacqueline mengerucutkan bibirnya sebal. "Aku sudah menunggumu dari tadi. Sebaiknya kita pergi sekarang, Julian"

"Tentu saja..."

Jacqueline berpamitan pada Anthony untuk berangkat lebih dulu. Pria itu berjanji akan menyusul setelah selesai membereskan kamar Jacqueline.

*

Jacqueline mengenakan gaun berwarna hijau safir. Dengan tali tipis di pundaknya, membuat bahu dan leher Jacqueline terlihat begitu jenjang. Ia membiarkan rambut pirangnya tergerai seperti seharusnya. Sejak memililiki rambut panjang, Jacqueline jarang sekali mengikat rambutnya. Seoralha ia ingin menunjukan pada semua orang jika Jacqueline adalah seorang wanita. Sebenarnya Jacqueline tidak tahu, untuk siapa sebenarnya ia ingin menunjukan semua itu. Hanya saja, mendengar semua orang mengagumi dirinya yang sekarang, membuat Jacquline cukup puas dengan dirinya yang sekarang.

*

Daniel baru saja keluar dari kamar mandi ketika seseorang megetuk pintunya berkali-kali. Elliot berdiri dengan wajah sumringah. Pria itu menanti Daniel sejak satu jam yang lalu di dalam kamarnya.

Elliot memang tidak terkejut jika Daniel embersihkan dirinya di kamar mandi. Ia bisa menghabiskan waktu dua jam penuh hanya untuk berendam dan mandi. Elliot tidak tahu apa yang dikukan pria itu di dalam sana.

JACQUELINE (SCENT OF SUMMER)| ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang