Rhino ; Baby

355 27 1
                                    

Vote and comment juseyoo❤
Happy Readingg^^

*****


"Halo..." sapa suara lembut di seberang telpon. Rhino masih diam, sengaja enggan menyahut. Sebab nomer panggilan yang masuk pada handphonenya itu tidak menunjukan nama. Nomor asing dengan suara yang terasa familiar di telinga.

"..R-rhino...ini Clarissa.."

Benar saja. Ia mengenalnya.

" Clarissa!? Lo gapapa? Lo kemana?? Kenapa tiba-tiba ngilang? Absen lo kosong anjir. Gue ga tau bahkan lo masih mahasiswa apa kagak!?" Jujur saja Rhino panik. Ada banyak pertanyaan bermunculan di kepala, Sebab hilangnya sosok Clarissa di kesehariannya.

"Sorry..." Sahut sosok disebrang sana pelan, samar-samar Rhino mendengar suara tangis bayi. Ia diam. Sedari tadi sebenarnya duduk diatas motor yang menyala dipinggir jalan.

"...err.. save nomer ini dulu ya, nanti ngobrol lagi. Bye Rhino!" Panggilan singkat itu terputus.

Rhino masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Gadis pertama yang ia kenal di kelasnya. Gadis baik yg menjadi sahabat pertamanya itu, suatu hari tiba-tiba menghilang. Lost contact selama berbulan-bulan. Kemudian kembali seperti tadi dengan suara tangis bayi samar di belakangnya.

Dunia pasti bercanda...

-0-0-0-

Muncul banyak pertanyaan di kepala Rhino begitu matanya menangkap sosok Rissa berdiri- Membuka pintu kayu dengan cat putih.

Hening. Lorong perkomplekkan kost elit terlalu sepi siang itu.

"Hai..." Sapa Rhino canggung. Clarissa tertawa renyah kemudian bergeser dari bibir pintu mempersilahkan tamunya.

"Masuk dulu No..." Rhino memandang sekeliling. Kost Clarissa masih sama, nyaman, rapi dan tak banyak berubah seingatnya terakhir kali bertamu. Ia duduk di sofa tamu.

Membuka percakapan...

"Anak gue mana Sa- "ucapnya terputus ketika melihat sosok mungil, duduk manis di sofa bayi.

Rhino rasanya ingin pamit-undur diri saja dari Dunia.

Clarissa berjalan mendekat, menggendong si kecil. Membawanya dalam dekapan.

Demi apapun Rhino gak pernah ngapa-ngapain disini. Meski keduanya sudah cukup dewasa -meski kost Clarissa bebas peraturan jam malam-juga tamu berbeda gender. Tapi serius Rhino anak baik-baik.

"Not him, Rhino..." tawa Clarissa. "pii..meengg...ada bapak muu."

Lalu dengan ajaibnya keluarlah bola bulu putih bercorak hitam kesayangan seorang Rhino Samudra dari kamar- Diikuti tiga bola bulu lebih kecil dengan corak berbeda.

Wait, What...

"sorry , Sasa gak bisa jaga Sapi... jadi kayaknya Sapi bablas kawin sama kucing liar..." Kucing betina Bernama Sapi itu melompat menaiki sofa, mendekati Rhino- duduk dengan manja dipangkuannya.

Iya, Rhino memberi nama kucingnya Sapi. Tiga bola bulu kecil lain berjalan tak tentu arah, berusaha melompat menaiki sofa, menghampiri induknya.

Begini rasanya jadi seorang ayah..., seekor atau seorang?

Rhino menertawakan dirinya sendiri kemudian melirik Clarissa. Sahabatnya yang sudah menjadi seorang ibu. Sepertinya ?

Dari seorang-anak manusia...

"Mau kasih nama apa No?" Lamunan tak penting Rhino buyar. Benar juga, kasih nama apa ya?

Kucing pertama Rhino, bola bulu betina berwarna putih dengan corak hitam ia beri nama Sapi. Entah karena terlalu malas mencari nama atau emang cuman iseng bikin krisis identitas peliharaan sendiri.

"Yang ini Ayam, bebek. itu Angsa." Tunjuknya berurutan pertama pada satu satunya kucing jantan, kemudian kucing dengan corak keemasan dan terakhir pada kucing berbulu putih bersih.

Tawa Clarissa pecah. Rhino senyam-senyum jenaka.

"Dah lahh noooo," Kesal sebenarnya tapi ya gimana? Sudah jadi ciri khas seorang Rhino Samudra yang tak suka ambil pusing begitu.

"Sa.."

"hm?"

"Sasa.."

"iya?"

"Clarissa.."

"Iyaa?"

"Clarissa Tamawijaya.."

"iya Rhino Samudra.. kenapa dih?" Rhino balas tertawa canggung.

"namanya siapa?" Rhino memberanikan diri, memegang perlahan tangan mungil si kecil dalam dekapan Clarissa.

"baby Kitaa..."

"-Sa."

"Serius"

"Clarissa-"

" baby Kitaro, Kitaro Tamawijaya"

Oke.

Rhino menghela nafas berat. Tidak. Senam jantungnya belum berakhir. Masih ada satu pertanyaan yg terus terpikir olehnya. Rhino menarik nafas berat lagi.

"...your son?"

Hening. Keduanya kini saling menatap. Bahkan bunyi mainan yg dipegang baby Kita-ro. Seolah tak bersuara.

"iya...Eh engga deh becanda." Ledek Clarissa.

"jadi beneran?" tatap Rhino serius.

" enggaak."

"bohong dosa,"

"HEH! enggak ya Rhino mikir apa!" boneka kelinci kecil melayang kearah Rhino. Beruntung ia jago menghindar.

"Adeknya Sasa ini," Clarissa manyun.

"...oke,"

"enggak percaya?"

"eng... percaya deh."

"Rhinoooo."

Rhino tertawa. Puas. Jantungnya sudah tidak senam lagi.

"iya-iya percaya Clarissayanggg."

Clarissa tersenyum. Lama tak mendengar panggilan random itu keluar dari mulut seorang Rhino Samudra.

"terus gimana kuliah lo disini?"

"Loh Ino gak tau?"

"apa???"

"Sasa kuliah di Belanda."

"lucu banget becandanya."

"enggaak ih," Clarissa tertawa. "banyak yg terjadi Ino."

"becanda ah, lo ga kabarin gue. Lost contact berbulan-bulan."

"banyak yg terjadi..." sahutnya lagi. Matanya menatap sendu keluarga kecil bola bulu.

"capek?"

Clarissa tertawa kecil mengiyakan.

" Gimanapun itu pilihan lo, tanggung jawab lo Sa..." Rhino melirik. Mengendong baby Kita-ro , menempatkan bayi laki-laki itu di pangkuannya.

"Tapi kalo lo mau ngeluh capek, cerita ke gue aja... "

*****



Kelupaan upp wkwk
Btw selamat menikmati🙏
- Naya

Jangan lupa votmet ya^^
- Rumi

Rabu, 29 september 21'

Wₑ Gₒ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang