Kala Hujan ; Samudra Alkana

142 11 0
                                    

Vote and comment juseyoo❤

Happy Readingg^^

****

“Masuk aja pin.”

Calvin alkana malah terdiam, Pemuda itu memang tengah berdiri didepan pintu yang tengah terbuka— sekelilingnya sepi, terik cahaya matahari cukup menyilaukan mata meski cahayanya hanya tembus dari sela dedaunan pohon pada taman kecil sepanjang bagian tengah bangunan kost itu.

Meski begitu angin yang berhembus dingin menggelitik kulit, jujur saja ia merinding.

Pemuda itu masih terdiam sebelum kemudian mendorong pintu perlahan, kaki nya dibawa melangkah masuk tanpa sengaja bersamaan dengan bola bulu yang berlari keluar dari sisi kanan ruangan— dimana ada lorong kecil menuju kamar mandi di sana.

“…b..bukannya kucing lo dirumah?”

Rhino Samudra muncul dari lorong yang dimaksud. “itu Sapi.”

Hening.

Pemilik kamar bergerak mengambil tumpukkan bantal duduk disisi ruangan mengaturnya sedmikian rupa didekat meja belajar berkaki rendah.

“…terus yang tadi apa?”

“Angsa.”

Alis Calvin berkerut bingung. “kucing?”

“iya, Angsa.” Timpal Rhino lagi.

Calvin bengong tapi akhirnya mengangguk singkat—pasrah kemudian lanjut duduk pada bantalan dilantai. Mungkin baru ingat kalau temannya yang satu ini rada freak.
Pemuda itu kemudian mengeluarkan laptopnya dari dalam tas, meletakkannya diatas meja— begitu pula lembaran-lembaran kertas yang sudah diatur rapi— sepertinya skripsi.

Rhino sempat melirik sebelum kemudian mengambil dua botol air mineral dingin dari dalam kulkas mini juga camilan yang disembunyikannya didalam lemari. Ia ikut duduk pada bantalan begitu usai meletakkan benda yang dibawanya.

“skirpsi udah sampe mana emang?”

“sampe pada tempatnya.”

Rhino ngakak, kemudian meraih skripsi milik Calvin, membolak balik lembarannya.

“udah bagus? Ga ada yang dicoret juga???” komentar Rhino masih belum mengalihkan perhatiannya.

“kan gua udah bilang tinggal nunggu hari-H?”

Lantas Rhino Samudra melirik, sebelah alisnya terangkat, sudut bibirnya ditarik naik.
“yakin lo?”

“apaan???????” Calvin mencoba tak panik.

“lulus?”

Pemuda itu menarik nafas— membuangnya melalui mulut dengan perhalan dan kasar, Rhino jadi tertawa. Calvin yang tertekan.

“ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR— lah Calvin??”

Rhino dan Calvin jadi sama-sama menoleh kearah pintu, sambil membalas salam tentunya.

“ngapain lo?” Calvin sewot, begitu dua pemuda masuk. Yang berisik tadi— Gilang pamungkas dan dibelakangnya Julian Erlangga, dua teman— sahabat— satu circle waktu SMA.

“numpang makan siang, napa lo ga suka?” jawab Gilang.

Julian ketawa, meletakkan bungkusan di atas meja isinya fast food mekdi, mana banyak.

“untung sempet nih, mendung banget tadi” komentar Julian.

“lah iya hujan…” Rhino berdiri pada bibir pintu, menatap bulir air yang turun tiba-tiba dan begitu deras.

Wₑ Gₒ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang