Renjuna ; Caca

189 9 0
                                    

Vote and comment juseyoo
Happy Readingg^^

-0-0-0-

“Maaf agak telat ya…” Kata Sang pemuda sambil menyerahkan tas totebag berisi banyak toples kue kering. Ia kemudian mengulas tawa ringan. “Jangan lupa bintang limanya kak…”

Gadis dihadapannya tertawa ramah. “makasih ya mas,” Candanya juga.

“Cacaa sayangg telpon koko-mu coba nak…”  Suara seorang wanita membuat gadis itu menoleh, mendapati ibunya kini berdiri di depan pintu.

“Iya momm,” jawab gadis itu— Caca. “Asaa abis ini mau langsung balik?”

Asaa— pemilik nama Renjuna Angkasa mengangguk dengan senyum.

“Dek, itu mas ojek onlinenya ganteng banget? Suruh masuk dululah makan dulu”

“…Mom ini temen Caca loh, yang ibunya bikin kue.”

Mom— Ibu-nya Caca lalu melangkah semangat mendekati keduanya yang berdiri di gerbang rumah mewah.

“Kalo gitu masuk dulu dong, biar ngobrol.” Pinta Sang ibu, menyambar tote bag yang tadi nya dipegang Caca sambil melirik genit kearah anaknya dan Renjuna.

Renjuna jadi ketawa canggung, melirik Caca yang masih menatap kepergian Ibunya dengan sorot mata sedikit kesal.

“Yuk masuk dulu,” pinta Caca.
Renjuna menggeleng sopan,“Ga enak sama keluarga Caca.”

Mata pemuda itu melirik mobil-mobil yang terparkir pada halaman, Rumah besar nan mewah itu jelas di hias ornament lampion merah yang menawan, persis di depan pintu juga di tempel dengan tulisan berwarna emas  dalam huruf mandarin. Entah apa artinya— Renjuna lupa, padahal sepupu jauhnya pernah memberi tahu.

“ishh Angkasa, kayak sama siapa aja”.

Renjuna Angkasa kembali dari lamunannya.

Gadis itu meraih helm putih yang diletakkan Renjuna pada spion motornya, di bawanya dalam dekapan sambil melangkah mendekati pintu rumah. “Parkir aja deket mobil,”

Renjuna jadi menghela nafas— mau tak mau menuruti permintaan Caca— juga Ibunya. Juna tak enak sebenarnya jika menganggu kebersamaan keluarga— apalagi dalam momen begini.

Begitu Renjuna selesai memarkir motor kesayangan. Keduanya masuk, Renjuna mengangguk sopan ketika matanya tak sengaja saling tatap dengan anggota keluarga Caca.

Seorang pemuda melempar senyum pada Renjuna, sementara pemuda lain disampingnya hanya mengerjap polos. Wajah keduanya mirip— apa kembar? atau kakak beradik?

Lalu Seorang lelaki tua yang duduk di meja makan menggerakkan tangannya dengan ramah, membersilahkan Renjuna untuk duduk.

“Temennya Caca tuh Pah” sahut ibu-nya dengan nada menggoda. “ganteng ya…”

“Mommmm…” Caca cemberut, tangannya sedang mengangkat teko— menuangkan minuman pada gelas Renjuna. Sementara Ibu-nya jadi ketawa, sambil melirik Renjuna— menawarkan makanan yang ada di atas meja.

“Temen apa temen?” kali ini Papah Caca ikut ikutan. “ Ya kalo pacar juga gapapa dek, Papahkan ga ngelarang …”

Renjuna hampir keselek, sementara Caca buru-buru buang muka— takut mukanya udah semerah warna bajunya.

“cakep bener pacarnya Caca? Gereja mana?” tanya pemuda yang sebelumnya melempar senyum pada Renjuna seraya mengambil kursi diseberang Renjuna.

Renjuna jadi mengulum senyum, mengangguk dengan sopan “Saya Muslim …”

Wₑ Gₒ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang