Kala Hujan ; Antaresh

212 12 3
                                    

Vote and comment juseyoo
Happy Readingg^^


-0-0-0-

Siang itu Hazellea hampir saja menelpon satpam apartementnya. Pasalnya ia benar-benar baru saja keluar dari kamar dan malah menemukan seorang pemuda yang tanpa dosa asik memasak di dapurnya.

Sesaat agak déjà vu sebenarnya.

"Ngapain lo?"

"Hai babyyy~" sapanya jenaka. Hazellea menghela nafas, memilih mengalihkan atensinya dan segera berjalan menuju sofaー duduk pada tempat empuk itu dan menyalakan TV. Mengabaikan Naresh Nadilan yang masih sibuk entah memasak apa.

"udah makan?" Tanya Naresh yang berjalan mendekat dengan piring dan teko air di tangan yang kemudian ia letakkan di meja depan sofa.

Hazellea mengangguk. "...tapi kalo lo masak buat gue, ya gue makan hehe,"
Naresh jadi tertawa ringan, kali ini meletakkan dua gelas kosong di samping piring dan teko air. Pemuda itu duduk di karpet sementara Hazellea masih disofa belakangnya.
"Tumben gak bilang mau kesini? Gak ada kelas?" Tanya Hazellea seraya meraih teko dan menuangkan minuman untuk keduanya.

"Lagi males balik, ntar sorean ke kampus lagi." Naresh menyuap makanannya "lo kenapa baru bangun? Abis nangis ?"

Hazellea hening, ia memang baru bangun ー baru abis mandi sama keramas juga. Tapi kenapa ditanyain abis nangis???

"Wuu sok tau," Hazellea menjeda ketika Naresh melempar tawa ringan , ia memperhatikan sosok Naresh yang membelakanginya. "Gak lagi berantem kan Na?"

"Sama Xiao?" Naresh menoleh, menatap balik Hazellea dengan ujung garpu yang masih menempel didepan mulutnya. Agak gemas...

"Bukan.." Hazellea menjeda, ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Oh enggak." Sela Naresh, kembali berbalik dan memasukan makanan kemulutnya. Jelas sekali menghindari pembicaraan perihal keadaan dirinya.

Hazellea tak punya pilihan selain ikut membenamkan diri pada layar TV, menonton acara yang sebenarnya ta terlalu ia perhatikan karna pikirnya berkelana.

Memikirkan pemuda yang sosoknya jelas bersamanya. Serta keputusan-keputusan masa lalu yang ia kira bisa tetap menjadi Bahagia sederhana.

"Jangan ngelamun kesambet ntar lo," Ucap Naresh memandang Hazellea dari pantulan layar TV yang telah ia matikan.

Hazellea mengendus kasar, tak terima. Ia mengangkat kedua kaki ke atas sofa. Duduk dengan posisi memeluk lututnya sendiri.

Mungkin benar Hazellea tak sadar melamun terlalu lama, tak menyadari suasana ruangan yang menggelap sebab awan kelabu tiba tiba menutupi langit biru.

Angin dingin serta aroma hujan masuk melalui pintu balkon yang terbuka. Tapi Hazellea tetap diam di posisinya. Melirik Naresh yang beranjak mengangkat piring makannya ー lalu menyalakan lampu sebelum kembali menghampiri Hazellea.

"Ambilin Sheetmask di kulkas." Pinta Hazellea.

Naresh menurut, tak lama kemudian duduk di samping Hazellea dengan memegang wadah bulat juga spatula kecil. Hazellea mau protes, tapi yaudahlah gapapa. Sleeping maks aja pake. Males ribut.

Setelahnya Naresh kembali beranjak kali ini menutup jendela, sekilas menikmati pemandangan awan kelabu yang seperti berada dekat dari jendela kaca. Lalu ia melempar atensi pada Hazellea yang sibuk memakai masker wajah.

"Mau."

Hazellea melirik. "Hah?"

Naresh menghempaskan tubuh di sofa, tepat di samping Hazellea. Tangannya meraih remot TV- menyalakan benda itu kembali kemudian melanjutkan "Mau maskeran juga hehe."

Wₑ Gₒ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang