Destiny With JK [END] ✓

19 : I'm sorry Emelie

**

Jungkook POV

Aku ingin menahan nya agar tidak pergi, kakiku berlari cepat mengejar nya namun Natalie memelukku erat hingga aku hanya bisa memanggilnya yang sudah menghilang di dalam lift.

"EMELIIEEEE !!!!" Teriakku frustasi.

Namun dia tidak mendengar ku karena pintu lift telah tertutup sempurna. Aku hendak mengejarnya tapi aku sadar jika itu terlalu beresiko hingga akhirnya aku hanya bisa kembali masuk ke apartemen ku dengan pasrah dengan Natalie yang masih memelukku erat.

"Kenapa kau masih berhubungan dengannya, bukankah aku sudah memperingati mu Jungkook !!" Nathalie menangis dan menenggelamkan wajahnya di dadaku.

Aku memejamkan mata, menghembuskan nafas ku perlahan sambil mengurut pelipis ku, kepala ku saat ini penuh dengan Emelie hingga aku tak menanggapi Natalie yang terus menangis.

"Kau menyukai wanita itu?" Tanyanya lagi.

"Hentikan omong kosong mu" aku melepaskan pelukannya dan berjalan ke sofa.

"Jungkook aku tau kau sering bermain-main di belakang ku, tapi selama ini hanya sekedar bermain-main saja maka dari itu aku membiarkan mu. tapi dengan wanita ini berbeda, kau seperti sangat menjaga perasaan nya tanpa memperdulikan perasaan ku ! Jungkook !! kekasih mu aku bukan Jalang itu !" Teriaknya di belakang ku.

Aku menariknya dalam pelukanku untuk menenangkan nya, Nathalie benar bagaimana pun dia adalah kekasih ku, tapi kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan Emelie.

Bagaimana dia sekarang ?

Dimana dia sekarang ?

"Maafkan aku" ucapku pelan.

Perasaan apa ini, kenapa aku merasakan sakit saat melihat kehancuran di matanya.. apa benar aku menyukai Emelie?

Sejujurnya aku senang bila berdekatan dengannya, bisa menyentuh nya dan bahagia saat melihatnya tertawa. hanya sebatas itu saja, tapi kenapa saat melihatnya menangis seperti tadi membuatku sangat khawatir dan merasa sangat bersalah ?

Kenapa aku seperti sangat berusaha untuk menjelaskan semua kepadanya tadi, seolah aku takut jika dia akan pergi meninggalkan ku.

Aku menghela nafas panjang "maafkan aku" ucapku lagi, bukan untuk Natalie tapi untuk Emelie.

"Maafkan aku sayang.. " bisikku pedih.

Aku mengantar Nathalie ke apartemen nya sebelum berangkat ke studio, dia masih menangis dan aku hanya bisa memikirkan Emelie.

"Beristirahat lah.." ucapku setelah Natalie turun dari mobil.