**
Daren mengendarai mobilnya menjauh dari studio Bela, dan aku duduk disampingnya dengan perasaan yang kacau, aku takut Daren akan marah karena tidak mendengarkan perkataannya untuk tinggal di apartemen dan menunggunya kembali.
Laju mobil perlahan melambat dan menepi di sebuah jalan yang sepi.
Hening.
Hanya terdengar suara helaan nafasnya yang sangat teratur dan dalam.
"Emelie.."
Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dengan takut namun sudah siap untuk menghadapi kemarahannya.
"Daren, aku minta maaf karena tidak mendengarkan perkataan mu untuk tetap tinggal dan menunggumu. aku sungguh minta-"
Kalimatku menggantung karena Daren menarikku ke dalam pelukannya, dan memeluk ku erat.
Mataku membulat terkejut karena perlakuan nya sangat berbeda dari yang ku pikir akan terjadi.
"Izinkan aku untuk terus berusaha, membuatmu mencintaiku.. izinkan aku untuk terus berusaha membahagiakan kau dan dia, izinkan aku belajar untuk menjadi ayah yang baik dan layak untuknya" bisiknya lirih.
Aku tidak dapat berpikir dan hanya bisa mematung saat Daren mencium bibirku dengan putus asa.
"Aku sangat takut kehilanganmu Emelie, aku takut kau akan pergi dari sisiku"
Daren terisak seraya memelukku dengan erat.
"Aku sangat mencintaimu.."
**
Kami sampai ke apartemen ku sudah hampir larut malam, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang dan mengelus perut ku tak nyaman dengan peluh yang membasahi dahi ku.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Daren yang sudah duduk di tepian ranjang.
"Perutku keram"
"Kenapa sayang? Aku panggil dokter ya?" Cemas nya.
Aku mengangguk.
Daren merogoh sakunya untuk menghubungi dokter dan tampak berbicara serius di telepon.
"Iya dokter, dia sedang hamil.. baiklah aku akan mengirimkan alamatnya"
Daren mematikan teleponnya kembali mengelus perutku dengan lembut.
"Maafkan aku sayang.." bisiknya lirih.
"Ini bukan salahmu" aku mencoba menenangkan Daren dengan menggenggam tangan nya.
Kami berdua terdiam sampai bel apartemen ku berbunyi dan Daren segera berlari untuk membuka pintu kemudian datang kembali dengan seorang dokter yang berusia di tengah lima puluhan.
Dokter itu memeriksa ku dengan seksama dan berbicara pada Daren. "Sepertinya dia terlalu stress akhir-akhir ini, aku akan memberinya obat penguat kandungan. Pastikan dia lebih tenang dan bahagia, usahakan tidak terlalu banyak melakukan mobilitas" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny With JK [END] ✓
FanficCOMPLETE ✅ IDOL LIFE. [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Ketika seorang fans memiliki takdir dengan Idolanya ~ Sejauh apapun aku berlari, sekuat apapun aku menolak, aku akan tetap kembali karena ketika hati sudah bicara maka akal seh...