Chapter 2 : Cruel Word

917 95 3
                                    

Jaemin melangkah sendiri menyusuri lorong lantai 2 Neo Ent yang cukup panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin melangkah sendiri menyusuri lorong lantai 2 Neo Ent yang cukup panjang. Ia baru saja selesai mengadakan pertemuan dengan Jung Yunho Sajangnim untuk membicarakan mengenai proyek drama yang ditawarkan padanya. Jaemin bahkan membawa script-nya untuk dipelajari di dorm. Rasanya mendebarkan. Ini akan menjadi kali pertama ia memiliki pekerjaan tanpa Jeno. Jaemin akan menceritakan ini pada Jeno nanti. Kembarannya itu pasti akan memberikan banyak dorongan positif untuknya.

Sesekali beberapa staf akan menyapanya, tersenyum padanya, dan hanya dibalas senyuman manis dari Jaemin. Namun ketika ia melewati salah satu ruangan dengan pintu yang sedikit terbuka, suara dua orang yang sedang berbicara di dalam sana membuatnya berhenti di tempat.

"Kenapa perusahaan memilih Jaemin sebagai center-nya?"

"Tentu saja karena dia tampan,"

"Apa yang dia miliki selain tampan? Jeno juga tampan, bahkan dapat melakukan rap lebih baik darinya,"

"Dia tidak punya posisi jika bukan menjadi center. Menjadi center pun dia tidak begitu terlihat,"

"Jika bukan karena Jeno, mungkin Jaemin sudah dikeluarkan sedari awal. Lihat saja, setelah ini Jung Yunho Sajangnim akan digantikan sementara. Apa bisa dia tetap di-anakemaskan seperti sekarang?"

Suara-suara itu membuat otaknya membeku. Kata-kata negatif yang menusuk jauh ke dalam hatinya, meremukkan sisa-sisa benteng kepercayaan diri yang susah payah ia bangun saat menerima script drama itu dari Sajangnim. Seburuk itukah dirinya di mata orang lain? Jikalau benar, bukankah ia akan menjadi beban terbesar bagi member?

Jaemin berlari menjauh, menuruni tangga dan bukannya menggunakan lift menuju lantai basement tempat para member menunggunya untuk berlatih. Nafasnya terengah karena ia berlari tanpa henti hingga tiba di depan ruang latihan. Jaemin hendak membuka kenop pintu, tetapi suara-suara di masa lalu membuat dadanya sesak. Sekali lagi ia berlari menjauh menuju toilet terdekat. Ia merasa harus menenangkan dirinya sejenak. Namun sejenak yang terlalu lama rupanya.

Jeno mengetukkan jarinya dengan gelisah karena Jaemin tak kunjung datang hingga 2 jam kemudian. Para member tampak sedang latihan sendiri, saling mengajari satu sama lain, masih menunggu Jaemin untuk berlatih formasi penuh. Mark mendekati Jeno ketika tanpa sadar ketukan jari Jeno di lantai semakin keras.

"Kenapa Jeno? Jaemin belum kembali?"tanya Mark mengerti betapa Jeno selalu mencemaskan kembarannya itu. Jaemin berkata hanya akan pergi sebentar untuk menerima penjelasan drama yang akan ia perankan. Tapi entah kenapa rasanya terlalu lama.

"Belum, hyung. Apakah membicarakan drama memang selama ini?"tanya Jeno heran.

"Jika belum diputuskan memang lama. Tapi bukankah Jaemin hanya tinggal menerima penjelasan singkat karena drama sudah ditetapkan?"tanya Mark, sedikit heran juga. Mereka belum boleh memiliki ponsel, itulah masalahnya.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang