"Manager hyung!"panggil Mark saat mereka tengah berada di gedung agensi untuk berlatih lagu terbaru menjelang comeback mereka. Manager Han menoleh dan mendapati Mark berlari ke arahnya lalu menyeretnya menuju salah satu bangku yang berada di ujung lorong. Manager Han tentu saja bingung tetapi ia memilih mengikuti kemauan Mark.
"Hyung, apakah Jeno sakit?"tanya Mark begitu mereka duduk di bangku yang ada. Manager Han mengangkat alis mendengarnya lalu menggelengkan kepala.
"Tidak. Bukankah kau lihat sendiri ia ikut berangkat kemari tadi?"tanya Manager Han.
"Aish, bukan. Sakit... ehm, bagaimana aku mengatakannya?"kata Mark sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Manager Han mengernyitkan dahi mendengarnya.
"Begini hyung, aku menemukan Jeno menyimpan obat yang tidak seharusnya ia simpan. Apakah Jeno sakit?"tanya Mark lagi.
"Obat macam apa yang kau maksud?"tanya Manager Han lagi.
Mark menarik Manager Han dan membisikkan apa yang dimaksud pada akhirnya. Takut ada yang mencuri dengar karena mereka berada di backstage salah satu acara musik yang cukup ramai. Manager Han terpaku. Sebenarnya ia sama sekali tidak terkejut. Ia sangat tahu obat itu milik siapa dan mengapa Jeno yang menyimpannya. Ia sendiri yang mengantar Jaemin ke rumah sakit saat itu dan menjemput Jeno berkonsultasi pada Uisa Park.
"Kenapa tidak tanya langsung kepada Jeno, Mark?"tanya Manager Han mencoba menerka sejauh mana Mark mengetahui hal ini.
"Ia menolak, langsung pergi saat kutanya,"kata Mark lagi, tampak frustasi. Manager Han menghela nafas. Jika begitu, berarti Jeno dan Jaemin tak ingin ada member yang tahu bukan? Mark juga sudah cukup memiliki banyak beban pikiran sekarang ini. Manager Han bahkan tidak yakin Mark memperhatikan kesehatannya sendiri.
"Tunggu sampai ia mau jujur. Jangan memaksa Mark. Setiap orang memiliki privasinya sendiri-sendiri,"kata Manager Han membuat Mark mengangguk mengerti.
"Aku hanya takut ada suatu hal yang terjadi pada memberku dan aku tidak mengetahuinya,"kata Mark sembari menunduk. Beban di pundaknya sungguh sangat berat sekali rasanya. Manager Han mengelus kepala Mark dengan sayang.
"Mark, berjanjilah padaku jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Kau sudah menjadi leader yang hebat selama ini, Mark. Jika aku berada pada umurmu dan diberi tanggung jawab sebesar itu, aku tidak yakin aku mampu. Tapi kau melakukannya dengan baik. Jika ada sesuatu terjadi, jangan sungkan katakan padaku ya? Bagaimana pun kalian semua masih di bawah umur,"kata Manager Han lagi dan Mark hanya mampu menuruti perkataaan Managernya. Entah mengapa Manager Han merasa khawatir apabila Mark mengetahui masalah Jeno dan Jaemin sebenarnya. Ia takut Mark yang masih perlu banyak pendampingan orang dewasa terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri.
🌺🌺🌺
Masa-masa latihan keras menjelang comeback telah tiba. Jadwal latihan bertambah banyak, namun bukan berarti jadwal individu mereka berkurang. Masih tetap dijejalkan di sela-sela jadwal mereka yang kosong. Tak ada hari libur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In Your Eyes [✓]
Fanfiction[COMPLETED] Berat itu seperti apa? Apakah ketika rasa sakit menghimpit dadamu? Membuatmu ingin berhenti saat kamu merasa segalanya sudah terlalu berlebihan? Mereka hanya ingin terus bersama, tanpa peduli bahwa apa yang mereka hadapi tidak seharusnya...