Chapter 16 : About Mark

713 83 0
                                    

"Kau pikir siapa kau berhak mengaturku?"teriak Louis sembari membanting surat diagnosa Jaemin ke meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pikir siapa kau berhak mengaturku?"teriak Louis sembari membanting surat diagnosa Jaemin ke meja kerjanya. Mark terperanjat, sekalipun belum pernah seseorang memarahinya sekeras itu.

Mark adalah seorang pekerja keras. Dulu Yunho selalu tergerak dengan sikap rajin dan pantang menyerah Mark yang luar biasa. Kalaupun ada kesalahan yang dilakukannya, Yunho hanya akan memberinya nasehat dan masukan karena ia tahu Mark sudah bekerja keras semaksimal mungkin.

"Kau pikir Cina-Korea itu tidak jauh? Renjun akan butuh waktu tidak cukup 2 hari untuk pulang kesana. Berapa jumlah yang akan dia rugikan dari perusahaan karena banyak jadwal yang akan tertolak untuknya?"kata Louis membuat Mark menatapnya tak percaya.

"Lalu ini, jika aku mengabulkannya, Jaemin akan hiatus. Keluar saja sekalian daripada menghambat grup,"teriaknya memunculkan sakit yang teramat sangat di hati Mark. Begitukah? Mereka benar-benar hanya dianggap sebagai sumber pundi-pundi uang mereka. Mereka dianggap robot yang tak memiliki perasaan. Mereka tidak tahu betapa sulitnya posisi mereka sekarang. Mereka benar-benar memperlakukan NCT Dream secara tidak manusiawi.

"Sajangnim, saya tidak meminta Jaemin hiatus, hanya mengurangi sedikit jadwalnya agar dia bisa rutin berobat dan memiliki lebih banyak waktu istirahat,"pinta Mark lagi, berusaha menjelaskan maksudnya. Tapi Louis justru melemparkan surat itu ke arah Mark dan langsung jatuh ke lantai. Mark menatap surat itu dengan pandangan tak percaya.

"Jadwal sudah tersusun. Aku tak mau memberi kesan buruk pada client karena membatalkan jadwal secara sepihak,"kata Louis Lee sembari membuka dokumen di hadapannya.

"Tapi Sajangnim, kumohon, kami sangat membutuhkannya. Kalau begitu setelah semua jadwal usai tidak masalah, Sajangnim,"

"Sudah kukatakan, kau siapa berani mengaturku?"

"Sajangnim, kumohon. Kami akan melakukan pekerjaan kami dengan lebih baik lagi setelahnya. Kami berjanji akan menggantikan porsi pekerjaan Jaemin dan Renjun, saya mohon, izinkan mereka mendapatkan hak mereka,"

"Hak apa maksudmu? Aku yang bisa menentukan yang mana yang menjadi hak kalian. Lagipula, kau seharusnya melihat kepada dirimu sendiri, Mark! Kau belum menjadi leader yang baik. Lihat bagaimana Jaemin sampai pada taraf separah itu. Kau tidak memperhatikannya? Lalu Renjun, ia sudah menekan kontrak. Kau seharusnya tahu ini risikonya,"katanya menghunuskan beribu pisau pada hati Mark. Sangat sakit. Sakit sekali. Jantungnya mencelos begitu saja.

Benarkah? Dia bukan leader yang baik? Apakah selama ini ia kurang memperhatikan membernya? Ia bahkan tidak tahu Jaemin dan Jeno menyembunyikan hal penting ini dalam waktu yang lama. Lalu Renjun menahan semuanya sendirian membuatnya mencapai batasnya. Sejak Yunho digantikan, belum pernah sekalipun mereka memiliki libur panjang. Renjun tak punya kesempatan sama sekali untuk pulang. Bahkan mereka yang rumahnya berada di Korea Selatan pun tidak memiliki kesempatan.

Mark hanya diam setelah mendapat kata-kata menyakitkan itu membuat Louis jengah. Ia menatap Mark dengan tatapan tajam.

"Jika tak ada lagi yang hendak kau sampaikan, pergi dari hadapanku!"katanya. Mulut Mark terkatup rapat, mendadak linglung. Ia memungut surat diagnosa Jaemin lalu membungkuk pada Louis Lee sebelum memutar tubuhnya pergi dari sana.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang