Jeno memanggil Jaemin berulangkali walaupun terus menerus diabaikan. Kata-kata yang terngiang di telinganya benar-benar menyakitinya, dan pertengkaran Haechan dan Renjun benar-benar memperburuk semuanya.
Jaemin merasa sangat lemas dan nafasnya masih terengah karena kehilangan banyak tenaga. Jeno menggapai tangannya lagi yang masih gemetar hebat. Kali ini Jaemin hanya menurut ketika Jeno menariknya dalam pelukan.
"Iya, ini Jeno, kau mengenaliku kan?"kata Jeno lagi sembari tersenyum hangat. Jaemin mengangguk takut tetapi tangannya masih menekan kuat telinganya. Jeno memeluk Jaemin erat-erat sambil berulangkali membisikkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Mark hyung, tolong, ambilkan obat yang pernah kau temukan di tasku. Ada di tas Jaemin, bagian depan,"pinta Jeno, tak ingin meninggalkan Jaemin yang masih belum juga tenang. Mark segera mengangguk dan berlari dengan panik. Terjawab sudah siapa pemilik obat itu sebenarnya.
Member yang lain sudah terduduk lemas di bangku mereka, bahkan Haechan dan Renjun sudah terduduk di lantai. Tatapan mereka tak lepas dari Jaemin yang tampak berkeringat banyak, ketakutan, dan gemetar di seluruh tubuh. Suara nafasnya yang tidak beraturan membuat mereka ikut merasa sulit meraup oksigen.
Jisung dan Chenle sudah menangis, tak percaya bahwa hyung yang tampak paling kuat justru memiliki beban paling berat dibanding yang lainnya.
Mark kembali dengan tergopoh-gopoh, menyodorkan obat dan segelas air putih. Jaemin bereaksi, ia mengeratkan genggaman pada Jeno, sangat erat sampai buku jarinya memutih saat Mark mendekat. Jeno membuat gerakan untuk membuat Mark menjauh dahulu. Mark menurutinya.
Setelah berhasil meminum obatnya, Jaemin tampak lebih tenang. Ia jatuh tertidur dalam pelukan Jeno yang menggoyangkan badannya perlahan, menggumamkan lagu apapun untuknya. Jeno menghela nafas lega ketika mata Jaemin telah terpejam dengan deru nafas teratur.
Hening sangat lama. Hingga Jeno memindahkan Jaemin ke kamar dibantu Mark, para member tetap berada pada posisinya. Mark menarik Jeno kembali ke ruang tengah dan memintanya duduk di sofa. Haechan dan Renjun masih tetap duduk di lantai, memeluk lutut mereka sendiri.
"Jaemin, sudah sakit sejak kapan? Ini bukan kali pertama bukan?"tanya Mark. Jeno menggelengkan kepalanya. Ia selalu berusaha untuk kuat demi Jaemin. Tak pernah sekalipun ia sanggup melihat Jaemin seperti itu.
"Gejala pertama saat ia dirawat di rumah sakit,"kata Jeno membuat Mark membulatkan matanya.
"Jeno, itu hampir setahun yang lalu,"kata Mark. Jeno menunduk sedih, karena memang mereka berusaha bertahan sendiri dalam kurun waktu setahun ini, tidak ingin membebani member, apalagi leader mereka.
"Maaf aku menyembunyikannya. Tapi Jaemin tidak akan suka apabila harus membeberkan hal ini pada kalian,"kata Jeno lagi.
"Apakah sudah mendapat perawatan, Hyung?"tanya Jisung. Jeno menggeleng membuat semua member menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In Your Eyes [✓]
Fanfic[COMPLETED] Berat itu seperti apa? Apakah ketika rasa sakit menghimpit dadamu? Membuatmu ingin berhenti saat kamu merasa segalanya sudah terlalu berlebihan? Mereka hanya ingin terus bersama, tanpa peduli bahwa apa yang mereka hadapi tidak seharusnya...