Chapter 22 : Strategy

754 86 0
                                    

Yoona menatap Louis dengan tatapan benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoona menatap Louis dengan tatapan benci. Mereka berada di depan ruangan Jaemin ketika Uisa Park dan dokter umum yang menangani Jaemin sedang memeriksanya di dalam. Jeno terduduk lemas di belakangnya, tak menyangka akan melihat Jaemin seperti itu lagi setelah beberapa hari belakangan selalu melihat senyum lebarnya.

"Tidak cukupkah anda menyiksa putra kami, Sajangnim? Kalian bahkan tidak meminta izin kepada kami, walinya, perihal jadwal lewat tengah malam mereka. Mereka masih di bawah umur apabila anda lupa,"teriak Yoona tak habis pikir betapa kejamnya orang yang berada di hadapannya.

"Aku hanya ingin bertanya apakah Jeno atau Jaemin menyebarkan jadwal itu secara sembarangan. Itu berakibat buruk bagi reputasi agensi,"kata Louis membuat Yoona menatapnya berang. Jeno yang merasa namanya disebut menatap wakil CEO-nya tak percaya. Teganya ia menuduh mereka yang bahkan tak tahu apapun.

"Kau menuduh putra kami melakukannya?"kata Yoona.

"Siapa lagi yang paling memungkinkan? Mereka yang paling mungkin karena dendamnya pada kami,"kata Louis lagi membuat Yoona melebarkan mata, tidak percaya dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Louis.

"Dengar Louis Lee yang terhormat! Anak-anak ini sangat tulus, kau tidak bisa membacanya? Menyebarkan jadwal itu sama saja menghancurkan agensi yang dengan susah payah dibangun Yunho Sajangnim. Kau pikir mereka tega melakukan itu?"kata Yoona lagi. Ia sangat mengenal setiap pribadi para member teman putranya yang sangat baik. Bersama orangtua member lainnya, mereka sudah merasa menjadi saudara bagi satu sama lain. Louis hanya diam mendengarnya.

"Ingat, Louis Sajangnim, ah tidak, kau tidak pantas disebut Sajangnim lagi! Aku tidak akan melepaskan anda! Akan kupastikan anda mendekam dalam penjara setelah ini! Anda bisa pergi sekarang!"katanya tegas lalu berbalik duduk di sebelah Jeno dan merangkulnya.

Louis menggenggam tangannya erat, menahan emosi sebelum berbalik pergi dari sana. Mereka bisa saja membuat keributan apabila ia tetap berdiri disitu.

🌺🌺🌺

"Apakah Jaemin baik-baik saja?"tanya Haechan berlari masuk ke ruangan rawat Jaemin disusul Mark di belakangnya. Mereka mencelos melihat tangan Jaemin yang kembali tersambung selang infus.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya kondisinya tiba-tiba menurun,"kata Jeno dengan wajah khawatir memandangi kembarannya yang tertidur tenang sejak dokter memeriksanya tadi sore.

"Benarkah Louis Sajangnim datang tadi?"tanya Mark tak percaya disambut anggukan kepala Jeno.

"Ya, entah apa yang dikatakan Louis Sajangnim membuat Jaemin kambuh,"kata Jeno marah. Haechan dan Mark tampak menahan emosi mereka.

"Apakah Jaemin benar-benar tidur?"tanya Mark tak ingin pembicaraan mereka diketahui Jaemin. Jeno mengangguk.

Mark menarik Jeno ke sofa yang berada di dekat pintu diikuti oleh Haechan. Jeno mengikutinya dengan bingung.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang