Chapter 3 : Schedule, Schedule, and Schedule

832 107 3
                                    

Jeno memandangi wajah tidur Jaemin dengan tatapan penuh arti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno memandangi wajah tidur Jaemin dengan tatapan penuh arti. Pikirannya masih tertuju pada apa yang terjadi beberapa hari lalu saat ia menemukan Jaemin. Benar-benar merasa khawatir pada saudara kembarnya. Jaemin selalu menyembunyikan segala kesulitannya sendiri. Walaupun Jeno tetap dapat membacanya. Ia hanya khawatir saat dirinya sendiri tengah dalam kondisi tidak baik, kepekaan itu menghilang.

Jeno meraih ponsel yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Ia lihat jam sudah menunjukkan pukul 11.21 KST. Rasanya masih belum mengantuk, bahkan matanya masih terbuka lebar. Kekhawatirannya pada Jaemin membuatnya meluncur pada aplikasi Naver, mengetikkan kata kunci random. Kata-kata pertama yang muncul membuatnya tertegun. Sungguh, jikalau ini yang terjadi dan Jaemin berhasil menyembunyikan perasaannya kepada siapa pun termasuk dirinya, ia tak akan menyadari itu.

Duck syndrome merupakan istilah yang mengacu pada sebuah perilaku di mana seseorang sebenarnya sedang dirundung banyak masalah tapi tetap tampak baik-baik saja dari luar.

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Universitas Stanford dan agaknya telah menjadi persoalan di kalangan mahasiswanya. Sebutan duck syndrome diambil dari analogi seekor bebek yang sedang berenang.

Saat bebek berenang, orang-orang hanya melihat bagian atas tubuhnya yang melaju dengan tenang dan perlahan. Sedikit dari mereka yang tahu bahwa ada kaki yang terus-terusan bergerak tak menentu dengan susah payah di bawah air.

Jeno termenung lama sekali. Sesungguhnya ia yang paling tahu, betapa Jaemin semakin kesulitan untuk menghadapi dirinya sendiri dari hari ke hari. Pekerjaan yang cukup padat saat awal debut menekannya jauh lebih kuat daripada yang Jaemin sadari. Jaemin berhasil menyesuaikan diri, perlahan, dibantu Jeno yang selalu berusaha membangkitkannya.

Jeno menghela nafas, selama dirinya ada di sisi Jaemin, kembarannya itu akan baik-baik saja bukan?

🌺🌺🌺

Masa promosi comeback We Young telah dimulai. Berbagai macam kesibukan membuat mereka fokus dengan segala hiruk pikuk masa comeback. Comeback kali ini cukup sukses walaupun pengaruh yang didapat tidak secemerlang saat era debut mereka.

Beberapa pemasukan juga mengalami penurunan signifikan. Saham juga sempat turun. Sebenarnya itu normal bagi sebuah perusahaan berkembang. Apalagi ini baru comeback pertama. Padahal ada banyak pencapaian baru yang didapat NCT Dream dalam comeback ini, tetapi Louis Lee membuat celah ini menjadi senjata untuk menyerang Chilhyun.

"Kau yakin mengerti bagaimana menjadi CEO yang benar?"ungkap Louis yang dengan seenaknya masuk ke ruangan Chilhyun yang sekarang menjadi atasannya. Chilhyun berdecak. Tangannya mengepal erat di bawah mejanya.

"Apa maksudmu?"tanya Chilhyun emosi. Orang ini selalu saja menyerang dirinya dengan kata-kata negatif.

"Laporan kuartal ini, menurun seluruhnya,"kata Louis sembari membanting kertas laporan ke meja kerja Chilhyun. Chilhyun menatap laporan itu, melihat sekilas banyak grafik yang menunjukkan penurunan drastis. Ia baru, ia masih belum mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan di saat seperti ini.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang