Chapter 10 : Selfish?

725 96 1
                                    

"Jeno-ya, aku baik-baik saja, sungguh,"kata Jaemin ketika Jeno mendesaknya pergi ke rumah sakit saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno-ya, aku baik-baik saja, sungguh,"kata Jaemin ketika Jeno mendesaknya pergi ke rumah sakit saja. Ia begitu panik melihat Jaemin yang tiba-tiba berjongkok dan memukul dadanya yang sesak. Hanya sebentar, Jaemin mampu mengatur nafasnya dengan baik hingga segalanya kembali normal.

"Baiklah, kita pulang ke dorm sekarang,"kata Jeno lagi dengan wajah masih khawatir. Lokasi syuting benar-benar sepi sekarang. Bahkan staf yang masih berkeliaran dapat dihitung dengan jari. Keduanya melangkah menuju pintu keluar dan mendapati Manager Kim disana.

"Apakah ketemu?"tanya Manager Kim. Wajahnya menampakkan rasa bersalah yang besar.

"Sudah di dorm hyung, Mark hyung tadi meneleponku,"jawab Jeno sembari merangkul erat-erat bahu Jaemin.

"Syukurlah. Kita pulang sekarang, ayo,"ajaknya melangkah bersama menuju mobil van mereka. Berjalan pulang dengan rasa lelah yang kentara.

🌺🌺🌺

Renjun berada di dapur ketika Jeno dan Jaemin melangkah masuk ke dalam dorm. Mark langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Kenapa tadi langsung diputus?"tanya Mark.

"Ah itu, Jaemin....,"penjelasan Jeno diputus oleh pergerakan tangan Jaemin.

"Tak apa, Hyung. Aku tak sengaja jatuh,"kata Jaemin mencari alasan. Jeno hanya diam saja mendengar alasan Jaemin.

"Apakah kalian tidak sadar sama sekali aku belum berada di mobil?"tanya Renjun. Rasanya sakit sekali, ditinggalkan seperti tadi. Renjun sedang berada pada fase sensitif. Ia sangat lelah dan mendapat perlakuan seperti tadi bukanlah hal yang menyenangkan. Jeno memiringkan kepala mendengarnya.

"Kau pikir kami sengaja? Kita bahkan mencarimu berkeliling lokasi syuting,"kata Jeno yang sudah lelah, merasa tidak terima.

"Ya aku tahu, kembaranmu pasti lebih penting,"kata Renjun tiba-tiba mengundang amarah dalam diri Jeno.

"Jaga ucapanmu! Jaemin adikku tentu saja aku akan lebih menjaganya,"kata Jeno lagi. Mark dan Jaemin yang kebingungan mendengar perdebatan mendadak ini saling berpandangan.

"Ah tentu saja, aku bukan siapa-siapa. Besok aku akan berangkat sendiri saja kalau begitu,"kata Renjun hendak kembali masuk ke kamarnya. Jeno hendak membalasnya lagi namun Mark menahannya dengan gelengan kepala.

"Ia sedang sensitif. Apalagi kalian tak sengaja meninggalkannya. Kalian harus minta maaf besok pagi,"kata Mark lagi membuat kedua mata Jeno membulat.

"Apa? Kami bahkan mencarinya ke sekeliling gedung, hyung. Apa salah kami?"tanya Jeno tak terima. Mark menatapnya memohon.

"Mark hyung benar, Jeno-ya. Jikalau aku berada pada posisi Renjun, kau pasti akan melakukan hal yang sama seperti Renjun bukan?"kata Jaemin. Jeno mudah sekali tersulut jika menyangkut segala hal tentang Jaemin. Jeno tertegun, mengerti apa maksud Jaemin.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang