Jeno telah sehat setelah 2 hari ini beristirahat total. Tumbangnya beberapa member lantas tak membuat agensi bersikap lunak. Jadwal padat tetap dijejalkan secara semena-mena membuat mereka jenuh dan lelah. Tapi mereka tahu, penggemar yang selalu menunggu mereka, memberi semangat pada mereka, mendukung mereka dengan segala cara, jelas menambah banyak kekuatan bagi member. Berbagai macam vitamin juga mereka minum demi menjaga daya tahan tubuh.
Jaemin duduk di ruang tengah. Matanya tidak lepas dari naskah drama yang masih dibacanya. Sesekali mulutnya bergerak menghafalkan dialog dalam dramanya. Hanya ada dirinya dan Jeno yang baru sembuh di dorm.
Tiba-tiba Manager Han datang dengan langkah cepat. Ia melangkah dengan terburu ke dalam kamarnya, berganti baju, lalu bergegas menuju pintu depan.
"Ada apa hyung?"tanya Jaemin melihat wajah panik sang Manager. Manager Han berhenti sejenak.
"Agensi, mendapat teguran dari Komisi Perlindungan Anak karena beberapa kali melanggar jam kerja. Jisung ketahuan muncul di acara live TV lewat jam malam. Jam kerja kalian juga mendapatkan tudingan negatif. Kami akan merapatkannya setelah ini,"kata Manager Han yang membuat Jaemin tertegun.
Jeno melangkah keluar kamar sembari meminum gingseng hangat, mengamati Jaemin yang bengong di ruang tengah.
"Kenapa?"tanya Jeno bingung, ikut duduk di sofa dan menyalakan televisi. Berita pertama yang muncul menjawab pertanyaan Jeno. Wajah mereka bertujuh terpampang di layar kaca, beserta wawancara dari pihak KPA. Jeno tertegun. Ia melihat bagaimana banyaknya penggemar memenuhi bagian depan agensi dan melakukan demo. Menuntut agensi memperlakukan member Dream lebih baik lagi.
"Apakah itu positif atau negatif?"tanya Jaemin tiba-tiba membuat Jeno menoleh. Jeno berpikir sejenak. Apabila agensi mengindahkan tuntutan itu jadwal mereka akan lebih manusiawi.
"Negatif bagi agensi, positif bagi kita,"kata Jeno sembari tersenyum. Memang benar, tapi Jaemin tahu jadwal dramanya tak akan dikurangi. Ia hanya menunduk memandangi naskahnya.
"Kenapa?"tanya Jeno heran melihat Jaemin yang mendadak murung. Jaemin menghela nafas dan menggeleng.
"Tidak apa-apa,"
"Jangan berbohong padaku,"
"Aku tidak berbohong,"sanggah Jaemin lagi. Jeno memandangi Jaemin dengan dahi mengernyit.
"Kau tidak baik-baik saja,"kata Jeno sembari menarik jauh naskah drama itu. Jaemin terkejut.
"Mau dibawa kemana?"tanya Jaemin lagi mengejar Jeno yang membawa pergi naskah dramanya. Jeno meletakkannya di nakas meja kamar mereka lalu merangkul Jaemin kembali ke ruang TV.
"Temani main game, hari ini kan libur,"kata Jeno lagi sembari menyeret Jaemin ke tengah ruangan. Jaemin menghela nafas dan menurut, menemani Jeno memainkan game apapun.
Baru setengah jam bermain, Jaemin gelisah. Keringat dingin kembali membanjiri tangannya. Jantungnya berdebar kuat dan keinginannya untuk membaca naskah dramanya membuatnya meletakkan stick game dan berlari menuju kamarnya. Jeno bingung melihatnya berlari panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In Your Eyes [✓]
Fanfiction[COMPLETED] Berat itu seperti apa? Apakah ketika rasa sakit menghimpit dadamu? Membuatmu ingin berhenti saat kamu merasa segalanya sudah terlalu berlebihan? Mereka hanya ingin terus bersama, tanpa peduli bahwa apa yang mereka hadapi tidak seharusnya...