Chapter 23 : Punishment

1K 88 0
                                    

Mark dan Haechan berangkat ke Kantor Komisi Perlindungan Anak bersama orang tua mereka dua hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark dan Haechan berangkat ke Kantor Komisi Perlindungan Anak bersama orang tua mereka dua hari lalu. Hanya orangtua Mark, Haechan, dan Jisung yang hadir mengingat orang tua Renjun dan Chenle tidak mungkin datang, sedangkan orang tua si kembar sudah lebih dulu datang kemarin. Mereka datang atas undangan pihak KPA.

Hari ini mereka berada di kantor Kejaksaan untuk menghadiri persidangan. Mark tampak gugup. Jujur ia takut. Takut apabila salah bicara. Takut perkataannya justru memberatkan Chilhyun.

Haechan menggenggam tangan Mark erat-erat untuk memberikan kekuatan. Mereka telah berada di ruang sidang dan sebentar lagi akan dimulai. Chilhyun tampak duduk di meja tersangka bersama pengacara yang telah dipesan oleh Yunho. Yunho sendiri duduk di bangku paling depan, berusaha menguatkan Chilhyun melalui tatapan mata.

Sidang berjalan dengan sulit. Bagaimana pun tanda tangan Chilhyun adalah bukti mentah, tidak terbantahkan, dan jelas sah sebagai bukti bahwa Chilhyun ikut ambil bagian dalam pelanggaran Undang-Undang Anak di bawah umur.

Tibalah saatnya Mark maju ke depan. Menarik nafas dalam-dalam, ia berjalan ke depan dan berdiri di tempat saksi lalu mengucapkan sumpah dibantu petugas. Kemudian ia duduk setelah dipersilahkan. Pengacara Chilhyun mendekatinya sambil tersenyum hangat, berusaha menenangkan Mark agar tidak gugup.

"Anda, Lee Minhyung-sshi, benar? Leader NCT Dream?"tanya Pengacara itu.

"Ya, benar,"jawab Mark.

"Minhyung-sshi, apakah benar Chilhyun sempat menolongmu saat kau memintanya?"kata pengacara itu memulai pertanyaan pertama.

"Ya, saat itu aku meminta pertolongannya atas masalah Jaemin dan Renjun,"kata Mark.

"Masalah apa yang dimaksud?"

"Perawatan Jaemin yang sakit dan Renjun yang telah lama tidak pulang,"

"Apakah Chilhyun menyetujuinya?"

"Ya, Chilhyun Sajangnim bahkan menelepon kami saat beliau gagal membantu kami. Saat kami ada masalah, Chilhyun Sajangnim mendengarkan kami. Bahkan sempat berhasil membuat drama Jaemin ditolak agensi karena sudah terlalu padatnya jadwal,"jelas Mark. Pertanyaan berikutnya mengalir begitu saja dan Mark menjawab sejujurnya.

Saat tiba giliran jaksa bertanya padanya, ia sedikit takut namun rupanya jaksa itu mengerti. Ia bertanya dengan ramah, mengorek informasi dengan cara yang benar, bukan memojokkan Mark. Dan Mark hanya menjawab sejujurnya.

Mark kembali ke bangku disambut senyuman Yunho dan tepukan di lengannya.

"Kerja bagus!"kata Yunho sembari mengacungkan jempolnya membuat Mark menghela nafas lega. Haechan langsung memeluknya erat dan menepuk punggungnya.

"Terima kasih, hyung. Kau selalu maju paling depan untuk melindungi kami,"kata Haechan membuat Mark tersenyum senang. Kata-kata Haechan membuatnya merasa telah menjalankan tugasnya sebagai seorang leader dengan baik.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang