"Jaeminie!"panggil Renjun riang memasuki ruangan Jaemin bersama Chenle. Jaemin yang sedang asyik dengan buku mewarnainya langsung mengangkat kepala dan tersenyum senang melihat Renjun dan Chenle datang menjenguknya. Renjun memberikan sekeranjang buah-buahan pada Jeno yang duduk di sofa ruangan lantas mendekati Jaemin bersama Chenle.
"Bagaimana keadaanmu?"tanya Renjun.
"Sangat baik,"kata Jaemin ceria. Terapi dari Uisa Park yang ia lakukan belakangan memberikan banyak perubahan positif padanya. Ia lebih tenang dan yang pasti mulai bisa tidur tanpa bantuan obat tidur. Walaupun sesekali mimpi buruk tetap datang tapi dengan bantuan diffuser dan essential oil yang disarankan oleh Uisa Park, tidurnya lebih nyenyak dari biasanya.
"Kau sedang apa hyung?"tanya Chenle tertarik pada buku mewarnai Jaemin yang tampak telah diwarnai separuh halaman.
"Ah ini, aku bosan. Jeno membelikannya atas saran dari Uisa Park,"cerita Jaemin. Renjun mengambilnya lalu membolak balik buku itu dengan takjub.
"Menarik. Aku ingin beli juga,"katanya tertarik. Renjun sendiri penyuka seni. Jadi tidak heran buku semacam ini benar-benar menarik perhatiannya.
"Jaemin-ah, Jeno-ya, kami akan pulang ke Cina besok,"kata Renjun membuat Jaemin dan Jeno menatapnya terkejut. Hal negatif tiba-tiba terlintas dalam pikiran mereka.
"Pulang?"tanya Jeno dengan nada menuntut penjelasan membuat Renjun dan Chenle mengerti dan membuat gerakan tidak dengan tangannya.
"Bukan, bukan pulang selamanya, hanya pulang sebentar. Yunho Sajangnim memberi waktu kami untuk pulang ke rumah. Kami akan kembali, tidak perlu khawatir,"kata Chenle kemudian membuat Jeno dan Jaemin menghela nafas lega bersamaan.
Chenle memutuskan untuk ikut pulang dengan Renjun karena Yunho memang melarang Chenle dan Jisung untuk ikut campur urusan apapun terkait masalah ini. Jisung sudah pulang ke rumahnya sejak 2 hari lalu membuat Chenle memutuskan ikut pulang ke Cina saja.
"Ah akhirnya Renjun, setelah sekian lama kau bisa berkumpul dengan keluargamu,"kata Jaemin ikut senang. Senyum Renjun langsung terbit, senyum paling cerah dari senyum yang biasa ia keluarkan akhir-akhir ini.
"Kau mau oleh-oleh apa, Jaemin? Nanti aku bawakan,"kata Renjun membuat Jaemin berpikir keras.
"Renjun-ah, aku dengar kopi santan khas Hainan sangat terkenal,"kata Jaemin antusias. Chenle menatapnya takjub.
"Kau tahu kopi itu hyung?"tanya Chenle.
"Hanya pernah dengar sekali,"kata Jaemin tampak penasaran.
"Baiklah, nanti aku bawakan,"kata Renjun sambil mencubit pipi Jaemin gemas.
"Aku tidak ditanya?"cibir Jeno membuat Chenle tertawa dan Renjun berdecak.
"Kau kan tidak sakit,"sarkasnya dengan wajah mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In Your Eyes [✓]
Fanfiction[COMPLETED] Berat itu seperti apa? Apakah ketika rasa sakit menghimpit dadamu? Membuatmu ingin berhenti saat kamu merasa segalanya sudah terlalu berlebihan? Mereka hanya ingin terus bersama, tanpa peduli bahwa apa yang mereka hadapi tidak seharusnya...