Chapter 4 : Anxiety

1.1K 117 9
                                    

Berita dua drama baru Jaemin telah beredar di berbagai platform pemberitaan Korea Selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita dua drama baru Jaemin telah beredar di berbagai platform pemberitaan Korea Selatan. Di luar dugaan, banyak komentar jahat yang dilontarkan disana. Agensi cukup kewalahan menanggapi surat protes netizen.

'Jaemin lagi? Drama barunya kemarin saja gagal total,'

'Hei, Jaemin, jangan merebut rejeki member lain,'

'Dua drama sekaligus? Hah, gila, grup kalian bertujuh, mengapa kesempatan temanmu kau ambil semua?'

'Aktingnya bahkan standar kemarin,'

'Memang apa yang dimiliki Na Jaemin selain ketampanannya?'

Tangan Jaemin bergetar menatap layar laptopnya yang menyala. Kata-kata yang dilontarkan terlalu menyakitkan. Jeno membuka pintu kamar dengan langkah berderap. Ia melihat ke arah laptop Jaemin, membaca isinya lalu menutup layar tanpa mematikannya.

"Jangan buka platform berita apapun dulu,"kata Jeno sembari meletakkan laptop pada laci meja. Jaemin hanya menunduk diam membuat Jeno khawatir. Jeno segera duduk di sampingnya.

"Lihat aku,"kata Jeno membuat Jaemin mengangkat wajahnya. Matanya merah, untuk kesekian kalinya Jeno melihat Jaemin menahan perasaannya, bahkan di hadapannya.

"Jika ingin menangis, menangislah. Menangis bukan berarti kau lemah, Jaemin,"kata Jeno membuat sebulir air bening meluncur turun di pipi Jaemin yang tampak mulai tirus. Jeno memeluknya erat-erat. Tidak ada suara isakan, tapi Jeno tahu air mata Jaemin turun sangat banyak.

"Tidak ada namanya mengambil rejeki member Jaemin-ah. Kau bahkan melakukannya dengan membawa nama grup, bukan atas nama dirimu sendiri. Kau melakukannya untuk kami, ingat kata-kataku yang satu ini, oke?"kata Jeno lagi. Jaemin mengangguk-angguk di bahunya. Jeno melepas pelukannya dan mengusap lembut pipi Jaemin.

"Sudah lega?"tanya Jeno disambut senyuman tipis Jaemin.

"Jangan sakit, aku tidak suka. Segalanya akan baik-baik saja, mengerti?"kata Jeno lagi membuat Jaemin hanya mampu mengangguk. Tanpa Jeno, bagaimana caranya dia menjalani hari-harinya?

🌺🌺🌺

Popularitas mereka benar-benar berada di puncak. Bahkan mereka mampu meraih first win untuk comeback My First and Last. Semua member menangis, kecuali Jeno, Jaemin dan Mark, namun dengan semangat dari penggemar mereka dapat melakukan encore dengan baik.

Mereka bergegas turun dari panggung dengan langkah ringan dan bahagia. Baru menginjak backstage, Renjun tiba-tiba limbung jatuh. Chenle yang berada di sampingnya bergegas menangkapnya, memeluknya erat dan terkejut mendapati kedua mata Renjun yang tertutup. Semua member khawatir, membawa Renjun ke sofa panjang di ujung ruang tunggu mereka.

Beberapa staf menawarkan bantuan, memberi minyak angin agar Renjun bisa cepat sadarkan diri. Jaemin menatapnya nanar. Jadwal yang padat, satu persatu member tampak mulai kelelahan. Mereka semua tahu kesehatan mereka telah menurun drastis. Jaemin juga merasakannya. Ia mual dan pusing sejak pagi, tapi ketika ia hendak mengeluhkan itu, Renjun pingsan membuatnya urung. Membernya jauh lebih membutuhkan perhatian dibandingkan dirinya.

Rainbow In Your Eyes [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang