06.

96 15 0
                                    

     "Hujan yang menenangkan, menyembunyikan kesedihanku."

                           *  *  *

Pulang sekolah.
Junkyu kembali bertemu dengan gadis bernama Hana itu di depan gerbang sekolah.

"Hana!"
Panggil Junkyu.

"Apa?."
Jawabnya malas tanpa menoleh ke arah Junkyu.

"Liat sini dong, tumben buang muka."
Tanya Junkyu bingung.

"Males."
Cueknya.

Junkyu menghela nafas pasrah.

"Mau bareng gak?."
Tawar Junkyu.

"Gak."
Tolak Hana, jutek.

"Yaudah, gue duluan."
Ucap Junkyu, kemudian berjalan pergi meninggalkan Hana.

"Dih? gue ditinggalin?? huh! padahal si tadi biar ada temen nya gue pulang, kak Ruto ada eskul, jadi gabisa pulang bareng, tau ah kesel!."

Salah sendiri nolak tawaran nya tadi? aduh, kok bego ya?.

Junkyu berjalan diatas trotoar.
Sesekali ia menggerutu kecil, gara-gara merasa aneh sama kelakuan Hana.
Tiba-tiba saja langkahnya terhenti.
Ketika ia melhat seorang anak lelaki sedang berbincang dengan ibunya.

"Do Hyun-aah, mama punya hadiah loh! mama kan janji mau kasih Do Hyun hadiah, nih!."

"Waaahh!! besar banget! apa ini isinya ya??."

"Nanti di rumah kamu buka aja,pastii kamu suka!."

"Oke ma!! makasih ya ma hadiah nya, Do Hyun sayanggg banget sama mama! Hihi!."

"Iya, mama juga sayang sama Do Hyun."

***

Tanpa disadari, mata Junkyu berkaca-kaca melihat anak dan ibunya itu.
Terbayang seakan itu adalah dirinya dan juga wanita kesayangan nya yang ia panggil mama.

BYURRR

Tiba-tiba saja hujan turun dan lumayan deras.
Junkyu tersadar dari tatapan surau nya itu, dan segera berlari mencari tempat berteduh sembari menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

Tap.

Tap.

Tap.

Suara langkah kaki saat Junkyu berlari terhenti di sebuah ruko kosong.
Ia menghela nafas lelah karena berlari tadi.

Lelaki itu membetulkan seragam nya, setelah itu menyandar di tembok ruko.
Kembali melamun, meratapi langit mendung yang sedang turun hujan.

"Mama..."

"Janji..."

"Hadiah..."

Kata Junkyu satu-persatu.

Lelaki iu kemudian menundukkan kepalanya, wajahnya murung.

"Dengan turunnya hujan seperti ini, justru rindu ini semakin tak tertahan.."
Ucapnya.

"Hujan, bagiku itu seperti pengantar rindu kepada seseorang yang kita sayang." Ucap Junkyu. "Contohnya Junkyu rindu mama, hehe." Lanjutnya sembari tersenyum kecil.

Lelaki itu hanya menyendiri di sebuah ruko tempat ia berteduh.
Melipat tangannya di dada bidangnya itu.
Menunduk dengan perasaan yang sedih, kacau, dan tak jelas.

Disisi lain, ia juga memikirkan papa nya.

"Papa gimana ya? lagi apa dia? dia kan benci hujan? karena setau ku hujan itu penganggu baginya.."
Kata Junkyu risau, kemudian menggulum bibirnya.

"Aish, kenapa aku begitu peduli dengannya? memangnya disaat seperti ini dia memikirkanku? Cih."
Desis nya.

"Papa aneh, bagaimana ia bisa berpikir bahwa hujan adalah penganggu?."
Junkyu berdecak heran, sesekali mendongakkan wajahnya.

"Hujan itu menenangkan, saat Junkyu sedih, hujan menyembunyikan kesedihan Junkyu."
Ucapnya, lalu tersenyum kecil diakhir bicara.

Lelaki itu memejamkan matanya, bibir nya tersenyum indah.
Ia mulai membayangkan sesuatu dibenaknya, ditengah hujan deras saat itu.

Junkyu itu juga penyuka hujan.

Junkyu POV

Hari ini hujan turun.
Hujan yang menenangkan sekaligus menyembunyikan kesedihanku.
Derasnya hujan, dapat mengelabuhi air mataku yang jatuh menetes.

Saat itu aku selalu membayangkan, ada mama disisi ku.
Sedang memelukku dengan hangat, penuh kasih sayang tentunya.
Atau mungkin, kubayangkan kehidupanku dengan keluarga yang utuh, harmonis.

Namun, terkadang sambaran petir menamparku begitu saja.
Tentunya, menyadarkanku akan kenyataan pahit dihidupku.

Tentang papa yang selalu berlaku kasar terhadapku.
Dan tentang mama yang tidak diketahui keberadaannya, namun sosoknya berada dalam penjara hatiku.

18 tahun berlalu, bahkan kini usiaku menuju 19 tahun.

"Hai ma, tidakkah kau rindu pada anakmu ini? taukah bahwa anakmu ini sangat merindukan sosok mu, wanita yang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku ke dunia."
- Kim Junkyu.

Seharusnya aku tak usah lahir ke dunia ini, jika harus mengalami hal pahit seperti ini.
Tiap hari aku selalu mengeluh.

"Oh tuhan, aku lelah, jika kau mengambilku kembali, aku ihklas, namun jangan ambil aku sebelum aku temukan orang yang tepat untuk disisi mama sebelum aku pergi."
- Kim Junkyu.

Tidak akan aku biarkan mama jatuh ke tangan lelaki yang tidak bertanggung jawab seperti papa.
Biarlah papa menjadi masa lalu bagi mama, dan temukan yang jauh lebih tepat untuk mama, tersayang.

Namun sejujurnya, yang kuharapkan adalah kalian berdua.
Kedua insan yang sesungguhnya orangtuaku.

Junkyu sayang kalian.

***

DEAR JUNKYU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang