15.

75 10 1
                                    

Keesokan harinya, di sekolah.

Junkyu baru saja masuk kelas, disamping kursi nya, sudah ada Haruto yang terduduk diam memainkan ponselnya di kolong meja.

"Kemarin kemana? gak masuk? sakit?."
Tanya Junkyu.

"Bukan urusan lo."
Jawab Haruto dingin.

"Ditanyain, cuek banget, lo kira keren? Huh?."
Ketus Junkyu.

"Ya kerennn lah :( "
Lanjutnya sambil mengerutkan dahi dan memanyunkan bibir nya.

"Pengen kayak elo, yang kelihatannya gak peduli apapun, gak kayak gue. Gue cuman pria lemah yang selalu diperalat sama bokap sendiri.."
Ucap Junkyu, mencurhatkan isi hatinya.

"Udah nasib lo jadi sadboy."
Simpul Haruto, menoleh sejenak ke arah Junkyu lalu kembali melihat ponsel nya.

"Jahat :( gue curhat juga, kenapa sih lo? dendam?"
Tanya Junkyu sembari menoyor lengan Haruto pelan.

Haruto mendengus kasar dan kembali menatap Junkyu.
"Terserah, gue gak peduli."
Ucapnya.

"Cih, gausah deket-deket, mulut lo bau, pasti banyak Jagung nya!."
Ketus Junkyu.

"Eh jagung, anu, Jigong!."
Lanjutnya.

Haruto tidak melanjutkan pembicaraan konyol itu.
Tidak peduli apa yang dilakukan Junkyu setelahnya.

***

Istirahat tiba.

Pasangan baru itu sedang berada di kantin.
Yaaa melakukan apapun yang biasanya dilakukan oleh pasangan lainnya.

Sementara Junkyu dan Hana asik bersenda gurau.
Haruto yang berdiri di sudut kantin, menyadari bahwa gadis yang sedang duduk di kantin bersama teman sebangku nya itu nampak akrab, akrab sekali.

Pasti, Haruto menduga mereka berpacaran, dan orang itu, Kim Junkyu, Haruto tidak akan membiarkannya begitu saja.

Karena baginya pemandangan itu tidak mengenakkan, mengetahui pacar dari adiknya itu adalah teman sebangkunya.
Semakin geram melihatnya, bagi Haruto.

***
Kelas kembali.

Junkyu baru saja duduk dikursi nya dan meneguk minum nya.

"Darimana lo kenal Hana? ada hubungan apa lo sama dia?."
Tanya Haruto tiba-tiba, membuat Junkyu tersedak sampai wajahnya penuh ketumpahan air.

"Uhuk-uhuk! "
Junkyu mengelap wajahnya yang basah, serta sekitar mulutnya.

"Hana? maksudnya Hana Watanabe?."
Tanya Junkyu memastikan.

"Hm"
Haruto hanya mengiyakan dengan bergumam.

"Ohhh, waktu itu gak sengaja sih tabrakan di koridor menuju toilet, trus kalau sekarang.... jadi pasangan gue, baru kemarin sih resmi nya, eum, aslinya dia yang ngebet sih, bukan gue, kenapa?."
Ucap Junkyu, teramat jujur.

"Lo kenal?."
Tanya nya lagi.

"Hm, kalo sampe lo macem-macem sama dia, berurusan sama gue, inget. Pemantauan gue selama lo berhubungan dengan Hana gak akan lepas gitu aja."
Kata Haruto sambil menatap serius pria bernama Kim Junkyu itu.

"Emang lo siapanya sih?"
Tanya Junkyu heran.

"Lo, gak perlu tau. "
Simpulnya.

Junkyu mengakhiri masa tegang itu dengan mendengus kasar.
Ia masih tidak mengerti kenapa Haruto tiba-tiba menanyakan hal itu.

***

Sepulang sekolah, Junkyu memutuskan pergi ke Mall di kota Seoul.
Mungkin dia sedang nganggur, makanya memilih berjalan-jalan.

Tap.

Tap.

Tap.

BRUK.

Junkyu bertabrakan dengan seorang wanita yang membawa sejumlah tas berisi belanjaan.

"Oh?! Mianhae, mianhae..."

"Ini barangny-----"

Junkyu membantu mengambilkan barang yang jatuh, ketika ingin mengembalikannya, ia terkejut dengan sosok wanita itu.

TAKS.

Junkyu melamun hingga barang yang ia pegang terjatuh.
Begitu juga dengan wanita itu, melamun ketika melihat sosok lelaki di hadapannya itu.

"M-ma....ma..."
Ucap Junkyu, matanya mulai berkaca-kaca.

"Siapa??"
Ucap wanita itu bingung.

Tanpa pikir panjang, Junkyu langsung memeluk wanita itu sambil menangis haru.

"Maaa.... ini Junkyu... ini Ajun, anak mama..."
Ucap Junkyu, menangis di pelukan wanita yang ia tunggu selama ini.

"J - junkyu?? Kim Junkyu? Anakku??... oh?!"
Ucap So Eun, matanya mulai bergelinang air mata, tak percaya bertemu putranya yang sudah 18 tahun lamanya tidak ketemu.

"Maaaaa, Ajun kangen😭 mama kemana aja? Ajun nunggu mama, Ajun udah 18 tahun nunggu mama kembali, mama kenapa tinggalin Ajun?

"Ajun kangen banget, Ajun gak bisa tanpa mama, Ajun selalu berharap mama ada disamping Ajun..."

Junkyu semakin menangis tersedu-sedu di pelukkan So Eun.
Tak kuasa menahan tangisannya.
So Eun semakin menguatkan pelukannya itu.

"Mian... mianhae....."
Ucap So Eun, menangis di pelukan anaknya itu.

"Mama jangan pergi lagi ya? Jangan tinggalin Ajun lagi, Ajun gak bisa...!"

"Hm, mama janji, mama gak akan tinggalin Ajun lagi, hm? anak mama jangan nangis, kan udah gede...hm?"

So eun melepas pelukannya dan menatap wajah putranya itu, menyeka pula air mata di pipinya.
Tak luput dengan menunjukkan senyuman bahagia nya di hadapan putranya itu.

"Hm.."
Junkyu kembali tersenyum dihadapan So Eun.

Ditengah suasana haru itu, tiba-tiba...

"Ma, A----"
Ucap Junkyu terputus.

"Ma ini barangnya udah Ruto baw.......wa...."
Tiba-tiba saja Haruto datang, membawa tas berisi barang untuk diserahkan pada So Eun.
Namun ucapan Haruto terhenti, ia menoleh ke arah Junkyu yang berada di samping So Eun.

Haruto bahkan sempat mendengar kalau Junkyu memanggil So Eun dengan sebutan 'Mama'.
Ia melihat sekilas ke arah Junkyu dan masih tidak mengerti.

"oh?! H - haruto...? "
Ucap Junkyu, ia benar-benar terkejut, sama hal nya dengan Haruto.
Jelas ia dengar Haruto memanggil So eun juga dengan sebutan 'mama'.

"Lo......"

Suasana berubah tegang seketika.
So Eun nampak panik, namun juga bingung, apa yang harus ia lakukan.
Namun, tiba-tiba saja Haruto menarik tangan So eun dan membawanya pergi darisana.

Junkyu sempat mengikuti mereka, namun tidak berhasil.
Ia kehilangan jejak.
Junkyu pikir, ia bisa menanyakan tempat tinggal So Eun esok pada Haruto, karena sepertinya ia mengenalnya.

Namun tidak lupa soal Haruto yang memanggil nya pula dengan sebutan mama.
Junkyu merasa ada yang tidak beres, ada apa sebenarnya?.

***

DEAR JUNKYU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang