28.

134 8 7
                                    

Keesokan harinya.

05.40 kst.

Haruto terbangun dari tidur nyenyak nya semalam.
Ia melihat Junkyu masih tertidur pulas, meringkuk di ranjangnya.

"Hm, dia tidur begini semaleman? apa gak pegel?"
Gumam Haruto.

"A - argh...."
Haruto merintih sakit sejenak sembari memegang dada sebelah kiri nya.

"oh?! lo udah bangun? Hoaaaammmm..."
Ucap Junkyu yang terbangun sambil mengucek-ngucek matanya.

"Baru bangun,lo ngapain tidur ngeringkuk di ranjang gue, kan ranjang lo ada, emang kagak pegel tuh badan."
Ucap Haruto.

"Nggak, gue suruh aja Hana tidur di ranjang, daripada tidur di sofa, kasian.."
Ucap Junkyu.

"Tuh, masih pules anaknya."
Lanjutnya sembari mengarahkan dagu nya ke Hana yang masih tertidur.

"Hm, serah lo deh."

"Lo gimana sekarang? ada yang sakit? atau harus gue panggil dokter?"
Tawar Junkyu.

"Gak,gak usah, gue gapapa."
Tolak Haruto, ia masih terbaring lemas di ranjang semalaman.

"Hm"

Pagi hari larut begitu saja, hingga berganti waktu malam hari.

***

19.25 kst.

"A - argh...."
Haruto berusaha untuk bangun dan duduk menyender.

"Eh? mau ngapain?"
Tanya Junkyu sambil membantu Haruto untui duduk.

"Mau temenin gue?"
Ucap Haruto.

"Kemana?"
Tanya Junkyu.

"Rooftop, mau ya?"
Jawabnya antusias.

"Tapi lo belum pulih! Istirahat aja deh!"
Tegas Junkyu.

"Gue gapapa Jun, siapa tau hari ini, terakhir kalinya gue di dunia, biarkan gue ngeliat bintang di langit malam, sekali aja, sebelum gue pergi."
Ucapnya.

"HEH!"

"Kok ngomong gitu?! Kan lo sendiri yang bilang, jangan sampai menyerah, trus lo apa dong? masa nyerah gitu sih?! lo pasti sembuh kok!"
Ketus Junkyu, ia kesal Haruto mengatakan hal seperti itu.

"Sssst, jangan teriak-teriak, nanti Hana bangun, lo aja yang temenin gue."
Ucap Haruto.

"Huh, yaudah, tapi pakai kursi roda ya?"

"Hm"
Haruto mengangguk iya.

Junkyu membawa Haruto pergi ke rooftop dengan kursi roda.

***

"Bener kan, malam ini ada bintang."
Ucap Haruto sembari memandang langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.

"Hm, tapi sayang, gak ada bintang jatuhnya."
Gumam Junkyu.

"Kenapa?"
Tanya Haruto.

"Supaya gue bisa bikin permohonan, biar lo itu gak ngomong hal macem-macem kayak tadi!"
Ucap Junkyu puas.

"Ck, hehehehe"
Haruto terkekeh.

"Malah ketawa! Serius!"
Gerutu Junkyu, ia makin kesal.

"Hm"
Haruto menggeleng gemas dan masih terkekeh.

"Segitu takutnya lo kehilangan gue ya?"
Ucap Haruto, memulai topik sedih yang sangat-sangat tidak ingin Junkyu bahas.

"Udah tau nanya."
Singkat Junkyu, ia memanyunkan bibir nya gemas, melihat pemandangan dari atas rooftop.

DEAR JUNKYU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang