08.

105 13 0
                                    

Junkyu POV

Aku tertidur lelap seusai menangis semalaman.
Saat terbangun, rupanya bantalku itu basah, sangat basah karena air mataku semalam dan rambutku yang masih basah.

Aku bangkit dari tempat tidur, pergi ke rooftop rumah dan menjemur bantalku itu.
Karena jam masih menunjukkan pukul 06.20 kst, aku berniat membereskan kamar terlebih dahulu.

Nampak kamarku bak kapal pecah seusai diseruduk Hyunsuk.
Maksudku diseruduk banteng, hehe.
Aish, tiap memikirkan sahabatku, hanya hal konyol yang terlintas di benakku.

Mereka seperti saudaraku, kakak ku, maupun adikku.
Kehangatan dari mereka, membuatku nyaman seusai mendapat kekasaran dari papa.

Setelah membereskan kamar kurang lebih 5 menit.
Aku bergegas mandi, berganti pakaian.
Untung saja aku memiliki seragam cadangan.
Aku lupa mengganti pakaianku semalam, hehe.

Mana sempat terpikirkan? batinku kan sakit.

***

Junkyu menuruni anak tangga satu-persatu.
Matanya terlihat masih sembab, raut wajah nya hanya datar dan tak ada pertanda bahagia sedikit pun.

Melewati meja makan, Jumyeon sudah ada disana sedang memakan sarapannya.

"Makan!."
Tegur Junmyeon dingin.

"Gak laper."
Jawab Junkyu cuek, ia bahkan malas menoleh ke arah papa nya itu.

"Makan! kau ini! keras kepala! kau sakit nanti harus mengeluarkan uang banyak. Papa tidak sudi kehilangan hasil kerja keras papa!."
Bentaknya, mengungkit soal uang nya.

Huh. Kalau tidak ihklas ya bilang! dasar Kim Junmyeon.
Untung fiksi <3.

Pfft.

"Hm, sakit ya?..."
Gumam Junkyu, menghentikan langkahnya tak berbalik arah.

"Bukankah sudah 18 tahun aku sakit?."
Lanjutnya.

"Apa maksudmu bocah sialan!?."
Geram Junmyeon, menghentikan aktivitas sarapannya dan menatap Junkyu dari belakang itu.

"Iya, sakit batin, sakit hati. Depresi. Hah lupakan, papa mana mungkin mengerti?? iya kan? wahai papa yang terhormat, sang pengusaha bisnis terkenal dan banyak cabang di seluruh Korea Selatan."
Kata Junkyu, sinis.

"Cih! jangan membuatku semakin merasa jengkel! apa maksudmu hah!"
Bentak Junmyeon, masih tak mengerti perkataan anaknya itu.

"Masih tidak mengerti??."
Ucap Junkyu.

"Untuk apa bisnismu besar dan cabang dimana-mana? bagaimana kau mengurus semuanya, jika IQ mu dibawah rata-rata.. tuan Kim Junmyeon yang terhormat. Sang direktur PT. JMK BUSSINES."
Lanjutnya, savage.

Hehe, kali-kali savage boleh lah yaa, males sad-sad mulu:V
- Kim Junkyu.

Usai mengatakan hal itu, Junkyu melangkahkan kakinya, keluar rumah besar nan mewah nya itu, bak rumah hantu.
Eh? maksudnya istana.

Sementara Junmyeon, mendengus kesal, dan masih menatap jejak anaknya yang telah pergi itu.

***

Junkyu berjalan menuju halte.
Lagi-lagi ia bertemu manusia bernama Hana itu, di halte bus.

"Aish, kenapa harus ketemu doi lagi disini sih?."
Batin Hana, melirik singkat ke arah Junkyu yang sedang berjalan dan tak lama lagi tiba di halte.

DEAR JUNKYU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang