25.

88 11 3
                                    

Pagi hari, yang mendung.
Membuat Junkyu teringat lagi akan masa nya dengan Junmyeon.

"Mendung? apakah akan turun hujan lagi?"
Ucapnya sambil menatap langit mendung di pagi hari itu.

"Turunlah, hujan, basahi rumah ini, dan biarkan aku menikmatinya lagi.."
Gumamnya.
Sekolah libur, karena semua guru ikut acara camp anak kelas 3.

Hujan langsung turun tiba-tiba, seakan menuruti keinginan Junkyu.

"Hujan selalu turun dan menutupi kesedihan Junkyu kalau Junkyu habis dimarahin sama papa.."

"Junkyu kangen papa, papa gimana diatas sana ya?"

"Hujan.... bisa kau sampaikam pesanku? untuk papa, diatas sana, sampaikan padanya, Junkyu kangen bangettt."

"Rasanya lebih baik kena marah setiap hari olehnya, daripada Junkyu harus kehilangan seorang ayah.."

"Dari jendela kamar aja gak asik, keluar aja kali ya? biar lebih berasa nostalgia bareng papa.."

Junkyu beranjak dari kamar dan pergi jalan-jalan keluar ditengah hujan itu, tidak dengan payung, tidak dengan jas hujan.
Junkyu hanya mengenakan jaket tebal saja.

"Ma? liat junkyu?"
Tanya Hana.

"Ohhh, tadi sih dia izin keluar, katanya ada urusan."

"Hujan-hujan gini? "

"Entahlah, Junkyu itu suka hujan na, jadi mungkin dia keluar untuk menikmati hujan ini.."

"Oooowhh gituuu, eh bawa payung ga tuh?"

"Kayaknya sih ngga deh"

"Loh kok ngga?"

"Ada apaansih?"
Ujar Haruto yang baru bangun tidur.

"Nahhh, ini diaa nih, kebo nya udah bangun.."
Ucap Hana.

"Maksud...?"

"Kak Ruto mandi, ganti baju, habis itu cari Junkyu sambil bawain payungnya, nih.."

"Lah? Kok gue, emang tuh bocah ga bawa payung? lagian ngapain hujan-hujan gini keluar?"

"Ihh bawel lu kak, udah cepetannnnn, kalau Junkyu nya demam gimana?"

"Iya iya"

***

Junkyu duduk di kursi, dekat trotoar.
Tidak jauh dari rumahnya.
Haruto kebetulan lewat jalan itu, dan melihat Junkyu disana, ia menghampiri saudaranya itu, membawakan payung.

"Woi, disini lo, nih"

"Apaanih?"

"Ya payung lah, masa cangkul."

"Ya tau payung, euum, tumben amat bawain gue payung, kok tau gue disini?"

"Gausah geer lo, kalo gue gak disuruh sama your gf, males banget gue.."

"Ooohh, yaudahlah taro aja disitu,atau bawa pulang, gue gak mau pake."

"Lah? Kenapa?"

"Ya gak mau"

"Hm, pake, udah dibawain juga.."

"gak ma..u."

"Serah lo deh"

Haruto justru meletakkan payung itu disamping Junkyu.

"Papa....."
Junkyu tiba-tiba berdiri dan menatap ke sembarang arah pada jalan raya yang tengah ramai itu.

"Hm? Jun? kenapa lo?"
Tegur Haruto bingung.

"Paa... papa...."
Junkyu berhalusinasi.
Yang dilihat dalam halusinasinya, terlihat sosok Junmyeon berdiri di sebrang jalan, melihat Junkyu sambil tersenyum hangat.

"Paa...."
Junkyu tersenyum.

"Woi, lo kenapa?!"
Tegur Haruto sambil menahan Junkyu supaya tidak melangkah lagi.

"Itu, papa ada di sebrang! dia liat gue!"

"Gaada jun! gaada bokaplo disana!"

"Ada! Bokap gue nungguin disana, gue mau nyamperin!"
Junkyu semakin antusias dengan halusinasinya.

"Jun! sadar!! Bokap lo udah gaada! Bokap lo udah gaada jun! Lo jangan halu!!"
Bentak Haruto, menahan kuat-kuat Junkyu.

"Nggak! Papa masih hidup!! dia disebrang sana!! lo gausah nahan gue!"

"GAK! GAK AKAN GUE LEPASIN! LO ITU HALU, HALU. "

"Gue gak halu, gue yakin itu papa Junmyeon!"

"Lo jangan gila!!!"

"LEPASIN GUE!!"

Junkyu mendorong posesif Haruto.

"Gak! Lo gak akan gue lepas, lo bisa bahaya kalo kayak gini!"

"Lo bisa diem ga si?!"

"Gak!"

"Papa Jumnyeon masih hidup!"

"HAAAAH!!"

"DIA UDAH GAADA JUN! SADAR!"

"NGAPAIN LO MENTINGIN ORANG YANG JELAS GAK PEDULI SAMA LO HAH?!!"

"DIA UDAH GAADA, DIA UDAH PERGI!!

"JUNMYEON UDAH MENINGGAL!!!!"

Haruto meluapkan emosinya sambil mencengkram kerah jaket Junkyu.

Tanpa disadari, mereka bertengkar sampai di zebra cross, tepatnya tengah jalan.

Tiinnnnn!!!

Tintinnnn!!!

"Huh?!"

BRUKKK.

Apa yang terjadi?

DEAR JUNKYU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang