||1|| LIP

12.8K 574 28
                                    

Happy reading and be happy
Satu kesan untuk sekuel
Love you, guys

Pintu kedatangan bandara internasional Soekarno Hatta selalu terlihat padat dan ramai setiap harinya. Dari ratusan penumpang, sesosok pemuda berkacamata terlihat mendorong troli ditemani wanita paruh baya di sampingnya, memakai kacamata serta masker.

Penerbangan dari London yang memakan waktu lumayan lama, berhasil membuat keduanya terlihat lelah. Terlebih sang wanita yang wajahnya dikuasai kantuk mendera.

Keduanya memasuki sebuah mobil yang ditugaskan untuk menjemput. Sepanjang perjalanan, sang wanita begitu mengamati jalanan ibukota yang telah banyak berubah. Hampir tujuh belas tahun pergi, dan baru kali ini dirinya kembali sebagai sosok berbeda dan kehidupan yang berbeda pula.

Di sampingnya, pemuda yang bulan depan akan berusia tujuh belas tahun terlihat sedang memainkan ponsel. Sesekali menggerutu kecil, lantaran kalah dalam game yang dimainkan.

"Ini kali ke berapa kamu ke Indonesia?"

"Entahlah. Aku bahkan sudah tak bisa menghitung lagi, Mom."

Wanita yang dipanggil mom itu tertawa kecil. Ucapan sang putra memang sebuah kebenaran. Hampir setiap liburan, putranya yang bernama Daniel Merkurius itu akan datang ke Indonesia. Semua karena keinginan kakek, nenek serta pamannya.

Tidak memakan waktu lama, mobil Pajero Sport itu tiba di kediaman keluarga Ferdinan. Rumah penuh kenangan itu, membuat rasa rindu menyeruak dalam diri Rica. Tujuh belas tahun waktu yang lama, di mana dia memilih pergi untuk belajar melupa dan memulai segalanya.

Ternyata, banyak perubahan dari rumah orang tuanya itu. Pemugaran sering dilakukan oleh papanya, itu yang  diketahuinya dari Anin melalui sambungan telepon.

"Rica!" Teriakan itu berasal dari wanita kesayangannya yang telah beranjak tua.

Sebuah pelukan hangat penuh rindu, diberikan Rica untuk Anin. Pertemuan terakhir mereka lima tahun lalu, saat Anin dan Ferdinan melakukan kunjungan ke London. Tepat saat perayaan ulang tahun Daniel ke dua belas tahun.

"Mama merindukan kamu, Sayang." Kedua wanita itu saling meneteskan air mata. Dari dalam rumah muncul sosok Ferdinan yang berjalan memakai tongkat, serta Fadli dan istrinya Vania yang sedang mengandung.

Sosok Daniel mendekati Ferdinan dan memeluk sang kakek. Begitu juga yang dilakukannya pada Fadli dan Vania. Mereka saling melepas rindu, dan melanjutkan pembicaraan di ruang makan. Kebetulan keduanya tiba di saat jam makan siang.

"Jadi, apa alasan Kakek meminta aku dan Mom kembali?" tanya Daniel di sela-sela makanannya. Pemuda itu duduk di bangku paling ujung, sedangkan Rica di samping Anin berhadapan langsung dengan Fadli dan Vania.

"Papa kira kamu sudah memberitahukannya, Rica."

Rica menggeleng kecil. Wanita yang berprofesi sebagai koki di salah satu restoran di London itu, hanya tersenyum kecil.

"Padahal Mom sudah begitu betah bekerja di sana," sambung Daniel.

Anin terkekeh pelan. Cucu pertama keluarga Ferdinan itu begitu cerewet, walau terlahir sebagai seorang pria. Wajahnya tampan, dan didominasi kemiripan oleh Rica. Namun, Daniel punya dua lesung pipi yang membuatnya semakin tampan jika tersenyum.

Love Is Pain (Sekuel Hopeless)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang