||12|| LIP

2.7K 235 18
                                    

Happy Reading And Be Happy
Semoga Suka

Sejak pertemuannya dengan keluarga Daniel, Femila tak berhenti tersenyum. Cara keluarga pemuda itu menerimanya, benar-benar dengan tangan terbuka. Hanya saja Femila merasa ada yang berbeda dengan cara pandang Ferdinan kepadanya. Pria tua itu tak sedikit pun mengajaknya bicara. Hanya menatapnya penuh, membuat Femila sedikit takut.

Hubungannya dengan Daniel memang belum sampai tahap jalinan kasih. Namun, besar harapannya bisa berpacaran dengan Daniel. Sikap dan tutur kata Daniel sudah menarik perhatiannya. Bahkan, berhasil membuatnya jatuh cinta kini.

"Bunda perhatikan kamu selalu senyum belakangan ini."

"Astaga! Bunda ngagetin tahu!" pekik Femila sambil memegang dadanya.

Gadis itu sedang berada di kamarnya. Menikmati drama Korea yang ditayangkan lewat MacBook miliknya. Namun, pandangannya bukan fokus pada layar persegi di depannya.

"Ayo, kamu mikirin apa, sih?"

Femila menggeleng. "Enggak mikirin apa-apa, Bun."

"Jangan bohong kamu! Bunda lihat tadi!" Felly duduk di pinggir kasur, memandang putrinya selidik.

"Benaran." Dengan jari yang berbentuk peace, Femila nyengir menatap Felly.

"Baiklah kalau kamu belum mau jujur. Bunda mau ngajuin pertanyaan buat kamu." Felly berujar serius. Dia ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu soal kecurigaannya kepada Daniel.

"Kamu udah ketemu sama keluarga Daniel?"

Femila mengangguk.

"Em ... orang tuanya?"

Lagi, Femila mengangguk.

"Kalau boleh tahu siapa nama ibunya?"

"Aku kurang tahu soal itu, Bun. Soalnya, selama acara berlangsung, aku enggak pernah tanyain namanya."

"Kok gitu?"

"Iya, Bunda. Mom-nya Daniel terlalu sibuk bertemu dengan tamu undangan yang hadir. Hanya saja, yang aku tahu Daniel bakalan punya papa baru," ungkap Femila santai.

"Jadi, maksud kamu ... ibunya janda?"

"Kayaknya, Bunda. Kenapa emangnya? Kok, Bunda kayak kaget gitu?"

Felly tersenyum lalu menggeleng. "Enggak apa-apa, Sayang. Bunda hanya penasaran aja sama hubungan kalian. Sudah pacaran, ya?"

Pipi Femila merona malu. "Doakan, ya, Bun. Semoga hubungan kami sampai ke tahap situ. Aku sungguh menyukai Daniel, dan menyayanginya."

"Tentu, Sayang. Apa pun demi kebahagiaan kamu pasti Bunda doakan. Asal yakin jika kebahagiaan kamu memang bersama Daniel," ucap Felly pelan. Dia masih harus melakukan sesuatu untuk membuktikan kecurigaannya jika Daniel bukanlah anak dari Rica. Terlebih Abi juga mengatakan jika wajah Daniel menyerupai mantan istrinya itu.

*****

"Jadi, Mas sudah bertemu dengannya?" tanya Sintia sembari meletakkan dua gelas teh hangat untuknya dengan Rio di meja.

Rio mengangguk. Melipat koran yang dibacanya. "Dia sungguh putranya Rica. Wajah pemuda itu sungguh menyerupai Rica. Tidak sedikit pun ada bagian dari Abi yang melekat pada putra keduanya itu.

"Aku jadi penasaran ingin melihatnya, Mas."

"Itu yang masih aku pikirkan saat ini. Bagaimana cara kita mempertemukan dirinya dengan Abi. Semua pasti akan lebih rumit, terlebih jika putranya itu tahu penyebab hancurnya kehidupan Rica karena ulah Abi," ucap Rio frustrasi.

Love Is Pain (Sekuel Hopeless)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang