||29|| LIP

1.9K 191 16
                                    

Happy Reading and Be Happy

Sejak semalam Daniel susah untuk memejamkan mata. Pikirannya dipenuhi Femila, terlebih setelah mendengar cerita dari Nelsya. Dunia sangat sempit, bahkan calon istrinya berteman baik dengan mantan kekasihnya yang masih memiliki separuh hatinya.

Daniel menghela napas kasar. Dia bingung harus melakukan apa sekarang, padahal semalam sebelum kembali mengantar Nelsya pulang dia telah berjanji untuk membantu gadis itu. Namun, hingga sekarang dia masih saja terbelenggu dalam perasaan yang seharusnya tak berlabuh untuk Femila.

"Apa yang harus kulakukan?" tanyanya bingung.

Daniel beranjak dari posisi baringnya, pemuda itu memutuskan untuk mandi agar pikirannya bisa lebih segar. Namun, dering ponsel menghentikan sejenak kegiatannya. Sebuah panggilan masuk dari Nelsya dan pemuda tampan itu segera mengangkatnya.

"Halo, Daniel, maaf mengganggu." Suara halus gadis itu terdengar dari seberang.

"Enggak, kok. Ada apa?"

"Em ... maaf sebelumnya, tetapi aku ingin meminta kamu untuk membantuku mencari Femila," ujar Nelsya pelan.

Daniel terdiam membuat Nelsya berpikir jika pemuda itu pasti keberatan. Padahal Daniel sendiri yang mengiyakan untuk membantunya semalam.

"Kalau enggak bi--"

"Bisa. Kamu tunggu, ya, nanti aku bakalan jemput."

Nelsya tersenyum. "Baiklah. Makasih sebelumnya."

Daniel menatap nanar ke arah ponselnya yang telah mati. Mau tak mau dia harus membantu Nelsya sekaligus berusaha meyakinkan Femila jika mereka tak bisa bersatu. Mungkin dengan mengenalkan Nelsya kepada Femila, mantan kekasihnya itu bisa mengerti dengan situasi yang ada.

*****

Rica menatap kepergian Daniel dalam diam. Putranya itu berpamitan untuk menemui Nelsya pagi ini dan cukup membuatnya merasa lega. Setidaknya, perjodohan yang dilakukan itu nanti akan memberikan dampak baik bagi kehidupan Daniel nantinya untuk segera melupakan cintanya dengan Femila.

Wanita itu hendak berbalik, tetapi sebuah panggilan mengehentikan langkahnya. Dia berbalik cukup terkejut menemukan Femila yang berjalan ke arahnya. Rica bergeming dia bingung dengan kedatangan gadis itu secara tiba-tiba ke rumahnya.

"Tante," panggil Femila sopan. Dia mengambil tangan Rica untuk disalim.

Rica hanya bisa tersenyum. "Kamu sendiri?"

"Iya, Tante. Aku mau ngomong sesuatu sama Tante sekarang."

Rica mengangguk kecil, dia menyuruh Femila masuk. Di rumah ini hanya ada dirinya sendirian. Fadli menemani Vania serta Anin ke rumah sakit untuk kontrol kondisi mamanya yang semalam mendadak mengeluh sakit.

"Mau minum apa biar tante buatkan?" tawar Rica saat keduanya sudah duduk berhadapan.

Femila menggeleng. Manik gadis itu berpendar menatap sekeliling yang tampak sepi. Dia tak menemukan Daniel padahal kedatangannya selain ingin bertemu Rica, Femila juga mau melihat pemuda itu. Namun, sepertinya pemuda itu telah pergi.

Rica menyadari jika putri Felly itu pasti mencari keberadaan Daniel. Dia menghela napas lelah karena rasanya Femila pasti sulit untuk menyelesaikan hubungan terlarang itu.

Love Is Pain (Sekuel Hopeless)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang