||17|| LIP

2.7K 268 20
                                    


Happy Reading and be Happy

Kedatangan Daniel dan Femila pastinya membuat Rica bergeming tak percaya. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Berbeda dengan Rio terkejut melihat keberadaan Femila yang datang bersama Daniel, sosok putra dari adiknya.

"Mom, di sini juga?" tanya Daniel bingung.

"Om yang ngajak ke sini, Daniel." Aldi mengambil alih untuk menjawab.

"Mom?" Sintia ikut bersuara, melirik Rica dan Daniel bergantian.

"Permisi!" Rica beranjak berdiri, menarik tangan Daniel bermaksud untuk mengajak putranya pergi.

"Rica! Jangan pergi!" Rio ikut beranjak, berusaha menahan Rica yang ingin mengelak.

Daniel dan Femila saling berpandangan.

"Daniel, ikut Mom sekarang!" titah Rica tegas.

"Ada apa, Mom?" tanya Daniel penasaran.

"Ikut Mom pulang sekarang!" bentak Rica.

Daniel pastinya terkejut dengan sikap Rica malam ini. Terlebih untuk pertama kalinya, wanita itu berteriak kepadanya. Pemuda itu melirik Femila di sampingnya, seolah meminta izin untuk pamit duluan. Femila mengangguk kecil meskipun dia juga menyimpan rasa penasaran yang sama terhadap sikap Rica.

"Kamu mau mengelak lagi?!" Rio masih berujar dengan emosi. Sintia berusaha menenangkan, terlebih mereka sudah menjadi pusat perhatian.

Rica pergi dengan menahan air mata diikuti Daniel di belakangnya. Aldi ingin mengejar, tetapi Rio menahannya. Pria itu geram dengan sikap Rica yang semakin hari terasa jauh berubah.

"Sebenarnya ini ada apa?" tanya Aldi.

"Ceritanya panjang, dan kami tidak bisa menjelaskan," jawab Sintia lembut.

"Rio, aku rasa kamu banyak berhutang penjelasan denganku." Aldi pergi begitu saja, meninggalkan Rio, Sintia, dan Femila yang dilanda keheningan.

"Mas," panggil Sintia lembut.

"Femila, pulang dengan Om sekarang!" perintah Rio diangguki Femila.

*****

Sepanjang perjalanan, ibu dan anak itu tidak bicara. Rica lebih fokus pada jalanan yang dilewati sedangkan Daniel masih memikirkan sikap Rica dari kejadian tadi. Dia menaruh rasa penasaran yang sangat besar, dan sudah tak bisa lebih memendamnya. Sehingga memilih bertanya mungkin menjadi pilihan yang terbaik. Terlebih wajah dari Om Femila sangatlah tidak asing untuknya.

"Mom, sebenarnya ada apa? Kenapa mengajakku pulang?" tanya Daniel pelan.

Rica melirik Daniel sekilas. Tangannya mengepal erat dengan mata memburam. Dia tidak siap sama sekali jika harus bercerita kepada Daniel, apalagi sampai mempertemukan putranya dengan keluarga mantan suaminya.

"Tidak kenapa-kenapa," sahut Rica tak acuh.

"Mom, tolong jangan berbohong. Aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan sama Mom tadi."

Rica terdiam sesaat. "Sebaiknya, kamu fokus aja mengemudi, Daniel. Mom lelah dan ingin segera tiba di rumah."

Tak ingin membantah, Daniel mengangguk pasrah. Namun, dia akan tetap mencari tahu tentang kejadian sebenarnya sehingga membuat sikap Rica berubah seperti ini.

Love Is Pain (Sekuel Hopeless)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang