||10|| LIP

3.1K 201 44
                                    


Happy Reading and Be Happy
Semoga Suka

Keadaan yang sangat menguntungkan sekaligus menyenangkan bagi seorang Daniel. Berada di tempat yang sama bersama Femila karena sebuah ketidaksengajaan. Warung makan sate di pinggir jalan, menjadi tempat keduanya duduk berhadapan selama lima belas menit terakhir.

"Aku senang banget bisa ketemu kamu di sini," ucap Daniel. Tangannya diletakkan di bawah dagu, menatap bidadari cantik dihadapannya saat ini.

Femila hanya tersenyum. Dia cukup kaget kembali dipertemukan dengan pemuda yang sedikit mengusik hatinya. Saat pulang kuliah, perut gadis itu keroncongan minta diisi. Jadi, warung sate ini menjadi pilihan.

"Kamu darimana?" tanya Femila.

"Aku habis dari kantor. Kebetulan, lagi mau makan sate, sekalian aja aku makan di sini," jawab Daniel semangat.

"Kantor? Kamu udah kerja, ya?"

"Aku mahasiswa sama seperti kamu. Hanya saja untuk saat ini, aku harus mulai belajar bisnis agar bisa membantu Paman dan kakekku."

Gadis itu mengangguk paham. "Kamu hebat bisa bagi waktu untuk kuliah sama bekerja."

"Nyatanya tak segampang itu. Cukup melelahkan seandainya kamu tahu." Daniel masih terus tersenyum. Gadis di depannya sungguh menarik perhatiannya sejak mula bertemu. Dia ingin sekali mengenal Femila lebih jauh. Kalau perlu segera mengenalkan gadis itu ke keluarga besarnya. Dia yakin gadis yang disukainya, berasal dari keluarga baik-baik.

"Tetapi aku yakin kamu bisa menjalankannya."

Daniel hendak menyanggah ucapan Femila, tetapi seorang pelayan datang mengantarkan pesanannya.

"Kamu bisa tungguin aku makan?" tanya Daniel membuat Femila bingung.

"Hah?!"

"Kamu tungguin aku makan, ya. Biar aku ada teman ceritanya. Lagian aku tak terbiasa makan sendirian. Biasanya ada yang menemani."

"Kenapa harus aku? Di sini, kan banyak orang?"

Daniel tertawa. "Karena kamu berbeda. Kamu itu spesial, Femila."

Wajah gadis itu merona malu. Dengan cepat segera memalingkan wajahnya, agar tak kelihatan Daniel. Namun, sayang pemuda itu telah melihatnya. Bahkan, sekarang Daniel sibuk tersenyum sambil menikmati satenya. Kali ini dia mengakui jika menikmati sate bersama orang yang spesial itu ternyata sangat menyenangkan.

*****

Felly mendorong trolinya, menyusuri rak-rak makanan ringan untuk dibelikan bagi Femila. Putrinya itu suka sekali mengemil sambil belajar. Namun, sayup-sayup telinganya mendengar pembicaraan yang mampu membuat pergerakannya terhenti.

Suara tak asing yang sudah lama tak didengarnya. Kini kembali mengganggu pendengaran. Bersembunyi di balik rak, dia bisa melihat sosok wanita yang sudah lama tak dilihatnya. Walaupun dari belakang, tetapi Felly tahu itu adalah Rica. Wanita yang menjadi korban dari masa lalu kelam itu.

Rica tak sendiri. Dia ditemani wanita tua yang tak lain adalah Anin. Dengan cepat, Felly segera melangkah ke kasir. Dia sudah tak peduli dengan barang belanjaan untuk Femila. Felly ingin segera pergi dan menghindar dari wanita itu. Bukannya takut, hanya saja dia belum siap bertemu dengan Rica. Apalagi sampai Abi tahu tentang keberadaan Rica yang sudah berada di Indonesia.

Love Is Pain (Sekuel Hopeless)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang