Segala macam cara sudah dilakukan oleh kelima pemuda itu untuk keluar dari kamar mewah yang mereka tempati ini. Bahkan sampai tenaga mereka nyaris habis tidak ada kemajuan yang berarti. Mereka terjebak dan tidak bisa melakukan apapun.
Hoseok menendang pintu kayu bercat cokelat tua itu dengan ekspresi kesal. Wajahnya memerah karena menahan amarah.
Namjoon, sang ketua dewan siswa Goldrose Academy itu pun tidak bisa berhenti mengumpat. Yoongi sejak tadi hanya membisu namun dia sedang berusaha memutar otaknya untuk keluar dari ruangan sialan ini.
Jimin mondar-mandir di hadapan Taehyung yang duduk diam seperti seseorang yang kehilangan jiwanya. Taehyung masih merasa bersalah karena kecerobohannya membuat semuanya menjadi semakin kacau.
Mereka tidak bisa melakukan apapun sementara waktu terus berjalan. Pengendalian elemen juga sama sekali tidak berfungsi di tempat ini, sama seperti saat berada di Vatn kemarin. Dari jendela, sinar matahari senja membias dengan lembut. Tanda jika waktu mereka untuk menyelamatkan Seokjin dan Jungkook makin pendek.
"Apakah sungguh tidak ada yang bisa kita lakukan?" tanya Hoseok, suaranya sedikit bergetar.
Dengan berat hati Namjoon menggeleng sebagai jawaban.
"Seandainya aku bisa menghancurkan tempat ini saja." gumam Hoseok lagi. Karena lelah dia berbalik dan duduk di samping Yoongi.
Yoongi tidak berekspresi. Jantungnya berdebar kencang sementara tangannya mendingin, rasa takut menguasai dirinya. Bagaimanapun juga Yoongi tidak siap jika harus kehilangan teman-temannya.
Pintu cokelat itu terbuka dengan perlahan, membuat lima pasang mata itu kompak menoleh ke arah pintu.
Mereka cukup terkejut ketika melihat seorang pria tampan bermata merah cerah sedang berdiri dengan senyuman canggungnya.
"Hai," sapanya, nada suaranya terdengar ragu karena tidak ada respon selain tatapan kaget yang terarah padanya.
"Siapa kau?" akhirnya suara datar Yoongi yang terdengar namun sudah pasti jika dia adalah bagian dari iblis-iblis itu.
"Aku Jovan."
Jovan memperkenalkan dirinya dengan singkat.
"Kalian pasti belum makan kan? Aku membawakan makanan untuk kalian."
Keajaiban muncul di hadapan mereka. Nampan-nampan berisi makanan khas Korea melayang masuk ke dalam ruangan ini dan dengan otomatis turun ke atas meja panjang yang terbuat dari kayu mahoni.
"Kami tidak butuh makanan ini. Kami hanya ingin keluar dari tempat terkutuk ini." Jimin berteriak.
"Aku akan membantu kalian kembali ke Goldrose." ucap Jovan sungguh-sungguh.
"Kau akan membantu kami?" ulang Namjoon tidak yakin.
Dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh Taehyung dengan mempercayai iblis di hadapan mereka ini.
Jovan mengangguk.
"Aku akan berusaha semampuku karena aku sudah berjanji pada Seokjin untuk memastikan kalian semua pulang ke Goldrose dengan selamat."
"Kami tidak akan pulang tanpa Seokjin dan Jungkook," ucap Namjoon tegas.
"Dimana Seokjin dan Jungkook? Tidak bisakah kau melepaskan mereka saja?" nada suara Hoseok terdengar memohon.
"Mereka...
Jovan menggantung kalimatnya, tidak tahu harus memberi penjelasan seperti apa.
"Casta bilang jika kalian akan mengambil pengendalian elemen mereka. Apa itu benar?" tanya Hoseok dengan nada menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.