13 - Irvine

2K 236 34
                                    

"Taehyung-ah, apa kau tidak ingin memikirkan lagi keputusanmu ini?" tanya Jimin tiba-tiba.

Taehyung yang sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang menoleh pada sahabatnya itu. Sorot mata Jimin terlihat khawatir.

"Aku sudah berada di sini Jim, there is no way out of here." jawab Taehyung, ada keteguhan di balik suaranya.

Sebagai sahabat Taehyung, Jimin mengerti sekali bagaimana sifat pemuda itu. Taehyung itu keras kepala, dia tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai.

"Tapi gadis itu bilang jika kau harus menukarnya dengan jiwamu! Apa kau masih tetap akan meminta sesuatu pada Irvine?" tanya Jimin nyaris berteriak.

Selama ini Jimin selalu mendukung segala keputusan Taehyung bahkan dia rela menemani Taehyung sampai ke Vatn. Tapi jika ternyata Taehyung harus mengorbankan dirinya sendiri Jimin tidak rela, Jimin tidak ingin kehilangan sahabat sebaik Kim Taehyung.

Taehyung menatap plafon kamar yang bercat putih bersih, sebenarnya ada setitik rasa takut di dalam dirinya setelah mendengar perkataan Joy tadi. Bagaimanapun dia hanyalah seorang remaja berusia 17 tahun yang masih terlalu naif. Taehyung dibutakan oleh dendamnya sehingga berpikiran pendek. Tapi apa karena ini dia harus menyerah?

Dia sudah sampai sejauh ini.

"Bahkan jika aku harus memberikan jiwaku, aku akan tetap melakukannya." Taehyung menguatkan hatinya, dia tidak boleh ragu. Dia tidak boleh lemah.

"Kim Taehyung..."

"Sudahlah, aku tidak ingin berdebat denganmu." Taehyung menarik selimutnya sampai ke ujung kepala.

Jimin mengacak rambutnya frustasi. Dia lalu menuju ke ranjangnya dan duduk di tepiannya, mungkin dia tidak akan bisa tidur malam ini.

🔗

Pagi harinya Joy kembali mengumpulkan mereka semua untuk sarapan bersama. Taehyung dan Jimin datang paling akhir. Mereka berdua memilih kursi yang berjauhan dengan Seokjin dan yang lain, seolah membuat batasan yang tidak terlihat.

Joy sendiri tampaknya tidak peduli dengan apa yang terjadi di antara ketujuh pemuda itu. Dia tidak bertanya sama sekali tentang keadaan canggung di meja makan ini. Bagi Joy, itu bukan urusannya. Tugasnya hanya menjamu seluruh tamu yang berhasil masuk ke Vatn.

"Silahkan makan." ucap Joy dengan nada datar. Aura dingin seolah menyelimuti gadis itu.

Hoseok bahkan sedikit takut padanya karena Joy mengingatkannya pada Annabelle si boneka setan itu. Mereka semua lalu mulai memakan makanannya dalam diam. Ada banyak menu yang terhidang di atas meja dan semuanya terasa sangat lezat, bahkan makanan ini lebih enak dari makanan di kafetaria Goldrose.

"Setelah ini kalian bisa berbincang di ruang utama, Tuan Irvine akan segera kembali." 

Taehyung menarik kedua ujung bibirnya, sebentar lagi dia akan bertemu dengan Irvine. Sedangkan Jimin mengaduk carbonara di piringnya tanpa selera, entah kenapa sekarang dia justru ingin menghentikan Taehyung.

"Kalau aku boleh bertanya, apa yang Irvine lakukan di kota Milan?" tanya Namjoon dengan nada hati-hati. Dia sudah menahan rasa penasarannya sejak semalam.

Apa yang membuat sang water spirit itu berkeliaran di dunia manusia?

"Menemani Tuan Jovan menghadiri sebuah pameran lukisan." jawab Joy.

Seokjin dan Hoseok berpandangan bingung. Sebuah pameran lukisan? Pasti Joy sedang bercanda.

"Aku tidak sedang bercanda." kata Joy seolah dia bisa membaca pikiran mereka, "Tuan Irvine dan Tuan Jovan sama-sama menyukai karya seni. Mereka sering mengunjungi berbagai galeri seni di dunia kalian."

LAND OF THE ELEMENTS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang