Pagi ini kafetaria tampak lebih sepi dari biasanya. Jungkook berjalan ke dalam kafetaria sendirian karena hari ini dia terlambat bangun tidur. Taishi dan Kei sudah menyelesaikan sarapan mereka lebih dulu. Taishi bilang jika dia harus mendaftar ke dalam klub sejarah sedangkan Kei ingin berolahraga di lapangan sebelum pelajaran pertama mereka dimulai.
Dengan masih mengantuk Jungkook mengantri bersama beberapa siswa lain untuk mengambil makanan. Jungkook memenuhi nampannya dengan sepotong daging panggang dan sup asparagus, tidak lupa dia mengambil segelas jus jeruk.
Jungkook baru saja akan berbalik ketika tiba-tiba sebuah tangan terjulur dan memberikan beberapa buah apel merah di atas nampan miliknya. Jungkook mengangkat kepalanya dan melihat Seokjin sedang tersenyum lebar di depannya.
"Seokjin Hyung! Kau mengagetkanku." protes Jungkook.
"Maafkan aku, dari mejaku aku melihatmu yang masih setengah tertidur jadi aku memutuskan untuk menghampirimu. Aku takut jika kau berjalan sambil tidur." Seokjin melemparkan candaannya.
Jungkook ikut tertawa dan menatap Seokjin.
"Apa Hyung sudah selesai makan?"
Seokjin mengangguk.
"Sudah, tapi aku masih punya waktu untuk menemanimu makan."
"Tidak perlu repot, Hyung. Aku tidak masalah jika harus makan sendiri."
Seokjin berdecak pelan, "Hey, kau akan terlihat mengenaskan jika makan sendirian di kafetaria. Lebih baik aku menemanimu sambil mengobrol mengenai banyak hal."
Tanpa menunggu jawaban Jungkook, Seokjin mendorong punggung Jungkook untuk menuju ke meja yang tadi dia tempati. Makanan Seokjin memang sudah habis tapi minumannya masih tersisa separuh. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan.
Karena sudah terlalu lapar Jungkook segera menyendoki sup asparagusnya. Seokjin meminum jus semangkanya dengan tenang.
"Bagaimana kelasmu kemarin?" tanya Seokjin.
Jungkook menaruh sendoknya dan mendongak sedikit.
"Begitulah, Professor Casey mengajarkan tentang teknik pertarungan jarak dekat. Aku dan Taishi cukup payah, tapi Kei melakukannya dengan baik," cerita Jungkook dengan mata berbinar. Dia tampak antusias dengan pelajaran tentang teknik tempur.
"Aku mendapatkan nilai C waktu itu," kenang Seokjin dengan sebuah senyuman tipis, "Dan Professor Casey memberiku banyak tugas tambahan untuk memperbaiki nilaiku, salah satunya mewawancarai beberapa kakak tingkat yang mendapatkan nilai A saat tes dulu."
"Kurasa Professor Casey sedikit aneh."
"Dia memang selalu seperti itu."
Mereka berdua kemudian tertawa bersama. Jungkook kembali bercerita banyak hal pada Seokjin. Seokjin adalah orang yang menyenangkan, dia seperti sosok seorang kakak yang sudah lama Jungkook inginkan, sifatnya sedikit mirip dengan Taehyung yang dulu. Penuh perhatian.
Jungkook merasa nyaman untuk berbagi banyak hal dengannya. Seokjin juga merupakan seorang pendengar yang baik, dia selalu mendengarkan cerita Jungkook tanpa menyelanya.
Riuh suara pengunjung kafetaria terhenti, Jungkook menghela nafasnya. Sekarang dia sudah mulai hafal dengan situasi ini. Kafetaria akan berubah hening ketika Park Jimin dan Kim Taehyung memasukinya. Jungkook mencuri pandang ke arah pintu kafetaria yang menjulang tinggi, di sana Jimin melangkah masuk dengan wajah angkuhnya.
Sorot mata pemuda itu tampak dingin dan tegas, seolah mampu membuat nyali siapapun menciut ketika beradu dengannya. Jimin terus berjalan ke meja panjang tempat dimana makanan disediakan. Siswa-siswa yang berkerumun di sana kompak menyingkir ketika Jimin datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.