24 - Argument

1.6K 194 61
                                    

Perjalanan menuju ke Ignis dimulai pada tengah malam itu. Sampai hari menjelang pagi tidak banyak yang berbicara. Perjalanan mereka lebih banyak diisi oleh keheningan. Namjoon berjalan paling depan, di belakangnya ada Jungkook yang menggenggam erat brown notebook itu.

Hoseok yang biasanya benci suasana yang hening seperti ini kelihatan tidak berminat melempar candaan sama sekali. Yoongi memasang wajah seriusnya sejak masih berada di Goldrose tadi. Taehyung dan Jimin yang berjalan di belakang juga lebih banyak diam, selain masih merasa canggung dengan yang lain, ada banyak hal yang sedang dipikirkan oleh Taehyung.

"Apa kalian merasa lelah? Kalau lelah kita bisa istirahat sebentar di sini." Namjoon menghentikan langkahnya dan menoleh pada teman-temannya yang lain.

"Baiklah, mari beristirahat sebentar." kata Hoseok, "Ck, aku harap Land of the Elements tidak seterbelakang ini, jika ada kendaraan dan jalan raya pasti kita akan lebih mudah sampai ke Ignis sana."

Land of the Elements memang tempat yang penuh dengan keajaiban, tapi dibandingkan dengan dunia manusia teknologi yang ada di tempat ini bisa dibilang terbelakang. 

Yoongi menaruh tasnya ke atas rerumputan dan menghempaskan tubuhnya di atas rumput tebal itu. Dia mengambil botol air dari dalam tasnya dan meminum isinya sampai tinggal separuh. Yang lain mengikutinya untuk duduk di atas rumput dan berisitirahat sejenak.

"Rute mana yang harus kita ambil?" tanya Hoseok.

Jungkook membuka brown notebook di halaman peta Ignis.  Dia membacanya sekilas.

"Kita hanya perlu berjalan memutari North Hill, lalu berjalan melewati savanna yang membentang di sana. Setelah savanna itu, kita akan menemukan gunung di perbatasan utara. Ignis ada di baliknya." jelas Jungkook.

"Jadi, Ignis tidak ada di atas gunung seperti di History of the Elements?" ulang Hoseok.

Jungkook menggeleng, "Ada di baliknya."

"Wah, aku tidak percaya jika selama ini aku mempelajari buku sesat itu," gerutu Jimin yang ada di samping Taehyung.

"Kau bicara seolah-olah kau selalu masuk kelas saja," Taehyung mencibir Jimin.

Jimin mendengus namun dia melirik Taehyung sekilas.

"Oh ya, Tae. Bukankah kau juga memiliki peta itu?" tanya Jimin.

"Peta apa?" sahut Namjoon tertarik.

"Ah itu," Taehyung tampak bingung menjelaskannya, "Peta ke forbidden land, peta yang kami gunakan dulu untuk menuju ke Vatn."

"Kalian juga punya? Darimana kalian mendapatkannya?" tanya Namjoon kaget, dia sudah curiga pada mereka berdua saat pergi ke Vatn kemarin. Tidak mungkin jika Taehyung dan Jimin pergi begitu saja ke Vatn jika hanya mengandalkan peta yang ada di History of the Elements.

"Peta asli itu tersimpan di ruang arsip," Jimin membantu Taehyung untuk menjawab.

"Darimana kalian tahu keberadaan peta-peta itu?" tanya Yoongi, kedua matanya memicing penuh selidik.

"Ayah dan Ibuku pernah bercerita mengenai peta itu, dulu saat mereka  masih bersekolah di Goldrose ada desas-desus yang tersebar mengenai peta asli menuju ke forbidden land." cerita Jimin.

"Orangtuamu?" ulang Namjoon.

"Ya, mereka memberitahuku ketika aku menceritakan masalah Taehyung." Jimin menoleh pada Taehyung yang terdiam sambil menunduk.

"Kalau begitu, kau juga punya peta ke Ignis kan? Coba kita samakan dengan peta yang ada di brown notebook itu." kata Namjoon, siapa tahu mereka bisa menemukan rute yang lebih cepat lagi untuk menuju ke Ignis.

LAND OF THE ELEMENTS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang