Seoul, South Korea
5 years later.Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Taehyung yang sedang kelaparan memutuskan untuk pergi ke sebuah minimarket yang terletak tidak jauh dari apartemennya. Dia merapatkan jaketnya, udara di awal musim semi masih terasa menusuk.
Setelah lima tahun, Taehyung memutuskan untuk tinggal di Seoul. Ibunya yang telah baik-baik saja, lebih memilih untuk tinggal di Jeju. Entahlah, Taehyung merasa ada jarak yang tercipta di antara dirinya dan ibunya setelah dia mengetahui apa yang terjadi di dalam keluarganya. Rasa hangat di dalam hatinya berganti menjadi hampa.
Saat sampai di minimarket itu, Taehyung langsung berbelok ke rak makanan. Dia memilih bento box yang berisikan bulgogi, nanti tinggal dihangatkan saja di apartemen. Tidak lupa dia mengambil beberapa kaleng bir, bir akan cocok dengan udara hari ini.
Taehyung berjalan ke arah kasir. Pengunjung minimarket tidak begitu banyak, dan itu membuat Taehyung bersyukur karena dia tidak perlu mengantri untuk membayar belanjaannya. Taehyung menaruh belanjaannya di atas meja kasir, dan sang kasir dengan cekatan menghitungnya.
"Semuanya 25.000 won."
Taehyung membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang. Saat kasir itu sedang mengambil uang kembalian, pintu minimarket terbuka.
Tiga orang pria bermasker masuk dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Taehyung merasakan firasat buruknya begitu melihat tingkah ketiga orang itu.
Benar saja, mereka mengeluarkan pisau lipat dari balik jaket. Seorang di antara mereka mulai berteriak.
"Serahkan semua uang yang kalian punya. AYO CEPAT!!!"
Seorang yang lain mendekati penjaga minimarket. Pisau yang dia bawa dia arahkan pada penjaga minimarket yang kini nampak ketakutan. Dengan tangan bergetar, dia membuka laci meja kasir dan mengambil uang yang ada di dalamnya untuk diserahkan pada para perampok itu.
Sial!
Taehyung mengumpat dalam hati. Kenapa dia sial sekali harus bertemu dengan para perampok ini sih?
Rasanya ingin sekali Taehyung menggunakan pengendalian airnya dan membekukan tiga perampok sialan ini. Namun itu mustahil, ini adalah dunia manusia. Taehyung tidak bisa seenaknya sendiri menggunakan kekuatannya. Dia harus putar otak untuk menyelamatkan dompetnya dari mereka.
"Kau juga!!! Serahkan uangmu!" bentak pria berjaket cokelat pada Taehyung.
Taehyung berdecak malas.
"Apa yang kau tunggu? Cepat serahkan!"
Pisau itu menghunus ke arahnya.
"Kau juga!!!"
Bentakan lain terdengar lagi. Kali ini pisau itu diarahkan pada seseorang yang rupanya mengantri di belakang Taehyung.
"Tidak mau! Enak saja kau! Daripada kuberikan padamu lebih baik kugunakan uangku untuk membeli makanan kucing dan memberi makan kucing terlantar di jalan."
Jawaban ketus yang berasal dari balik punggungnya membuat Taehyung menoleh dengan jantung yang berdebar keras.
Suara ini...
Taehyung tidak mungkin melupakannya. Saat berbalik, dia mendapati sosok berhoodie hitam yang berdiri di hadapannya.
"Kau mau mati ya?" salah satu perampok itu berteriak lagi.
"Kau yang akan mati." sosok misterius itu bersuara lagi, membuat debaran jantung Taehyung makin menggila karena suara itu telah membuka lagi semua kenangan yang dia simpan rapat bersama segala penyesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.