19 - Accident

2K 233 46
                                    

Hari ini Taehyung membolos lagi. Dia sudah tidak peduli pada mata pelajaran. Kejadian yang menimpanya belakangan ini semakin membuat Taehyung ingin segera meninggalkan Goldrose.

Taehyung merasa jika Goldrose bukanlah rumahnya. Bahkan setelah tiga tahun berada di sini, Goldrose masihlah menjadi tempat yang asing dan dingin. Bahkan belakangan ini rasa asing itu kian menjadi.

Dari atas rooftop ini Taehyung bisa melihat seluruh area Goldrose. Tampak hiruk pikuk di bawah sana mengingat bel pergantian mata pelajaran baru saja berbunyi. Kedua mata Taehyung tanpa sengaja melihat Jimin di antara para murid pengendali bumi yang lain.

Jimin berjalan sendirian, luka memar di wajahnya masih terlihat jelas. Taehyung menatapnya dengan sendu. Biasanya Jimin selalu menemaninya di sini, sekarang Jimin bahkan sepertinya sudah tidak sudi untuk melihatnya lagi.

Pertikaian di asrama Marken kemarin berakhir dengan cukup tenang. Berkat kehadiran senior tingkat empat itu membuat keadaan menjadi cukup terkendali. Entah kenapa tapi Hoseok membiarkan Jimin untuk pergi begitu saja.

Perkataan senior itu sepertinya membuat Hoseok memikirkan sesuatu. Dan Taehyung juga yakin jika Jimin memang punya alasan tersendiri untuk menghajar para siswa itu.

Taehyung memejamkan matanya sejenak. Dia harus bisa mengesampingkan masalah yang lain, sekarang Taehyung hanya harus fokus untuk pergi ke Ignis.

Taehyung kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan peta menuju Ignis yang masih dia simpan. Untung saja peta ini juga dia ambil, sehingga Taehyung tidak perlu repot mencarinya lagi.

Digenggamnya erat-erat peta itu. Ignis adalah harapan terakhirnya. Semoga yang dikatakan Irvine benar, bahwa Hakan-lah yang bisa menyembuhkan ibunya.

"Bolos lagi, Taehyung-ah?"

Taehyung berbalik begitu mendengar suara itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.

Kim Seokjin. Kenapa dia ada di sini?

"Hanya berjalan-jalan dan tidak sengaja menemukanmu di sini." jawab Seokjin, dia melipat kedua tangannya di dada dan menatap lurus pada Taehyung.

Taehyung merasa jika pandangan itu begitu dingin.

"Pergilah dari sini! Aku tidak ingin melihatmu!"

Seokjin tertawa kecil, "Oh, kau baru saja menyakiti hatiku. Lagi, entah sudah untuk yang keberapa kali."

"Berhenti bicara omong kosong dan tinggalkan aku sendiri! Aku tidak membutuhkanmu!" teriak Taehyung.

Seokjin tidak bergeming sama sekali. Dia kini justru merasa tertarik pada gulungan peta tua yang ada di tangan Taehyung.

"Ah, sekarang aku tahu kenapa kau bisa mengetahui mengenai rute cepat menuju Vatn. Ternyata kau memiliki peta-peta itu." kata Seokjin.

"Darimana kau tahu soal peta ini?" Taehyung menggenggam peta di tangannya erat. Dia tidak mengira jika Seokjin mengetahui tentang peta asli yang dia miliki ini.

"Sama seperti forbidden land, peta itu juga terlarang. Seharusnya tidak boleh ada yang membacanya." jawab Seokjin.

"Jangan ikut campur urusanku, Kim Seokjin!" Taehyung memperingatkan untuk kesekian kali.

"Kau itu bodoh atau apa? Kau tidak dengar apa yang dikatakan oleh Irvine kemarin? Jangan pernah pergi ke forbidden land lagi!"

"Kau tidak berhak mengaturku!"

"Aku melarangmu karena aku mengkhawatirkanmu. Bagaimana jika kau mati di sana?"

Taehyung tertawa mendengarnya, "Bisakah kau tidak usah peduli padaku?"

LAND OF THE ELEMENTS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang