Taishi dan Kei mengekori Jungkook untuk menuju ke gudang lama yang terletak di lantai satu. Di depan gudang Seokjin sudah menunggu sambil membaca buku tentang ilmu healing. Pemuda tampan itu tersenyum lebar ketika melihat ketiga adik tingkatnya itu datang.
"Hey!" sapanya ramah.
"Apa kau sudah lama di sini, Hyung?" tanya Jungkook dengan senyuman lebar.
Seokjin menggeleng, "Tidak juga, aku baru sampai sekitar sepuluh menit yang lalu."
"Ah, kupikir kami membuatmu lama menunggu." respon Jungkook.
"Ini semua gara-gara Kei yang ketiduran di kelas." Taishi melirik Kei kesal.
Yang dilirik hanya memasang wajah tanpa dosanya, "Ketiduran itu wajar, pelajaran teritorial sangat membosankan."
Jungkook dan Taishi hanya memutar bola matanya malas mendengar alasan Kei.
Seokjin ikut tertawa sambil merogoh kunci gudang yang dia simpan di saku jasnya. Dia lalu membuka pintu gudang. Udara yang penuh debu menyambut mereka berempat, Jungkook dan Kei bahkan sampai terbatuk-batuk.
"Memangnya sudah berapa lama gudang ini tidak terpakai?" tanya Taishi penasaran, dia membersihkan sarang laba-laba yang mengotori seragamnya.
"Mungkin hampir 50 tahun," jawab Seokjin.
"Wow, tidak heran debunya setebal ini." Kei mencolek rak berdebu di depannya kemudian mengernyit jijik.
"Makanya tidak ada yang berminat membantuku selain kalian, aku sungguh sangat berterimakasih." Seokjin melepas jasnya dan menggulung kemeja putihnya sampai sebatas siku. Dia mengambil sapu dan mulai menyingkirkan sarang laba-laba yang nyaris memenuhi tempat ini.
Jungkook melempar tasnya dan segera membantu Seokjin. Taishi memindahkan beberapa kardus yang berisikan kertas-kertas tua sedangkan Kei masih melihat-lihat. Sebenarnya tempat ini cukup bagus, hanya saja tidak terawat.
"Kei bantu aku mendorong ini." panggil Jungkook.
Kei mengangguk dan membantu Jungkook mendorong meja kayu besar yang berada di tengah ruangan.
"Kenapa meja ini berat sekali?" keluh Kei sambil mendorong meja itu sekuat tenaga.
"Geser sedikit kesana." Jungkook menarik meja itu dan menaruhnya di dekat tembok.
Seokjin dibantu Taishi mulai menyapu lantai dengan semangat. Jungkook dan Kei berbagi tugas untuk memindahkan kardus yang belum sempat disentuh Taishi tadi.
Jungkook mengambil sebuah kotak kayu usang yang tadi terjepit di antara tumpukan kardus, dia membolak-baliknya penasaran. Kotak itu tidak digembok dan Jungkook langsung membukanya. Di dalamnya ada beberapa lembar kertas dan sebuah buku bersampul cokelat tua.
Jungkook mengambil kertas yang berisi coretan-coretan tidak jelas itu.
Ignis, Vatn, Wand, Sollum, Chrysos.
"Apa maksudnya ini?" gumam Jungkook bingung. Kertas-kertas itu berisi nama tempat tinggal para spirit beserta gambar-gambar yang random.
Dia mengambil buku yang ada di dalamnya dan membukanya. Mata Jungkook membola begitu melihat gambar seperti peta di lembaran buku itu. Peta itu nyaris menyerupai peta untuk menuju ke tempat tinggal para spirit.
"Teman-teman, lihat apa yang sudah aku temukan di sini." Jungkook sedikit berteriak.
Seokjin, Taishi, dan Kei langsung menghampirinya.
"Ini..." gumam Seokjin tidak percaya.
"Tapi peta ini berbeda dengan apa yang tertulis di buku History of the Elements maupun peta yang dipajang di aula utama," kata Taishi setelah melihat-lihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.