"Jungkook bangun!!! Kita cuma punya waktu 30 menit sebelum makan pagi dimulai." Taishi menggoncang tubuh Jungkook yang masih tak bergeming sambil membenarkan dasinya dan memakai jas almamater merah maroon untuk murid pengendali api.
Dia sudah membangunkan Jungkook sejak setengah jam lalu tapi pemuda itu sama sekali tidak bergeming. Jungkook susah sekali dibangunkan.
"Jungkoooooookkkk!" teriak Taishi kesal, dia mulai kehilangan kesabarannya.
Pintu kamar mandi terbuka. Kei muncul sudah berseragam namun belum sempat memakai dasi. Pemuda itu mengacak-acak rambut pirang gelapnya yang basah.
"Dia belum juga bangun, aku sudah lelah membangunkannya." keluh Taishi.
Kei mendekat sambil tersenyum jahil, dia kemudian memencet hidung Jungkook sampai dia kesulitan bernapas. Kei berhasil, Jungkook langsung membuka matanya dan dia refleks melemparkan bantalnya ke wajah Kei.
"Kau mau membunuhku ya Keandre?" protes Jungkook.
"Habisnya kau tidur seperti orang mati sih, Taishi sampai kesal membangunkanmu." kata Kei.
"Maaf, hehehe."
"Sudahlah, kau hanya punya waktu kurang dari 30 menit untuk bersiap." Taishi mendorong tubuh Jungkook ke kamar mandi, "Cepat mandi sebelum kami tinggal."
Sambil cemberut Jungkook meloncat ke arah kamar mandi, Taishi dan Kei menunggunya sambil bersiap. Tak butuh waktu lama bagi Jungkook, kurang dari 15 menit dia sudah siap
Mereka bertiga sedikit berlari menuju ke ruang makan, sepertinya mereka adalah penghuni Elden terakhir yang keluar dari gedung asrama. Berkat Taishi mereka bisa menemukan ruang makan dengan mudah. Suasana di ruang makan sudah ramai. Para siswa berbaur, walaupun masih ada yang berkelompok sesuai dengan elemen masing-masing.
"Semoga kita masih dapat makanan." bisik Kei.
"Wah, tiga troublemaker ini."
Seokjin tahu-tahu sudah muncul di belakang mereka.
"Hyung selamat pagi." sapa Jungkook ceria.
"Pagi, Jungkook. Lain kali jangan sampai kesiangan atau kalian tidak akan kebagian makanan." peringat Seokjin, dia kemudian berlalu dengan nampan yang sudah penuh makanan.
Jungkook melihat Seokjin bergabung bersama Namjoon dan dua pemuda lain. Yang satu berjas cokelat tua dan yang satu berjas putih tulang. Pasti mereka pengendali bumi dan udara.
Setelah selesai mengantre makanan mereka bertiga menuju ke sudut ruangan, ada sebuah meja kosong di sana. Jungkook dan Taishi langsung melahap makanannya sementara Kei mengaduk-aduk makanannya tidak bersemangat.
"Bukankah kau yang tadi paling semangat? Kenapa sekarang tidak jadi makan?" tanya Jungkook heran sambil meminum segelas banana milk kesukaannya, dia bersyukur sekali karena masih bisa menemukan minuman kesukaannya itu di sini.
"Aku rindu masakan Mom." jawab Kei, dia membanting sendoknya ke atas meja.
"Dasar anak mama." cibir Taishi, Jungkook ikut tertawa. Kei cemberut mendengarnya, dia kemudian mulai mengambil sendoknya lagi dan memakan makanannya dengan lambat.
Suasana kafetaria yang tenang tiba-tiba berubah menjadi gaduh karena keributan yang terjadi di tengah. Di sana tampak seorang murid tingkat satu dari Elden tanpa sengaja menumpahkan minumannya pada anak tingkat dua.
Siswa itu terlihat ketakutan karena kakak tingkat itu sekarang sedang mencengkeram kerah seragamnya.
"Kenapa kau sudah membuatku kesal di hari pertamamu, api kecil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.