5 - Scheme

2.5K 265 15
                                    

Waktu seminggu berlalu dengan cepat. Sekarang sudah saatnya mata pelajaran pengendalian api dasar lagi. Jungkook masuk ke kelas dengan gugup, untung saja ada Taishi dan Kei yang menyemangatinya.

Beberapa hari ini Jungkook juga sering berlatih bersama dengan Seokjin dan latihannya mengalami banyak kemajuan. Semoga dia bisa melewati tes ulang hari ini dengan sukses.

Professor TJ memasuki kelas dengan senyuman ramahnya. Dia menaruh buku di atas meja dan menyapa para siswa.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Prof." jawab mereka serempak.

"Bagaimana kabar kalian seminggu terakhir ini? Apa kalian sudah betah tinggal di Elden?"

Berbagai jawaban terdengar. Ada yang senang dan ada juga yang masih merindukan rumah. Professor TJ tertawa mendengarnya, pria berkumis hitam tebal itu sungguh orang yang ramah.

"Baiklah, sebelum kita mulai bab yang selanjutnya, tes ulang akan dilakukan lebih dulu. Jeon Jungkook, apa kau sudah siap?"

Jungkook berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan.

"Kau pasti bisa." Taishi dan Kei kompak menyemangatinya.

Setelah sampai di meja yang dipenuhi oleh seratus batang lilin itu Jungkook menghirup nafas dalam-dalam. Dia memandang Professor TJ dan sang guru menganggukkan kepala.

Jungkook mulai berkonsentrasi, dia mengangkat tangannya kemudian mengibaskannya.

Pekikan terkejut memenuhi ruangan kelas karena kilatan api biru baru saja muncul dari tangan Jungkook. Semua makin terpana ketika melihat seratus batang lilin itu berhasil menyala dengan sempurna, api biru yang ada di sumbu meliuk dengan indah.

 Semua makin terpana ketika melihat seratus batang lilin itu berhasil menyala dengan sempurna, api biru yang ada di sumbu meliuk dengan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Blue fire." ucap Professor TJ dengan takjub. Ini kedua kalinya dia bertemu dengan murid yang memiliki kemampuan istimewa seperti ini.

Bisik-bisik mulai terdengar. Jungkook hanya menundukkan kepalanya. Dia sudah menduganya, tidak semua murid akan menerima perbedaannya dengan tangan terbuka.

Kata-kata kutukan, dikutuk, dan terkutuk mulai terdengar di antara bisik-bisik itu.

"Anak itu ternyata terkena kutukan Hakan." ucap seorang murid perempuan berambut panjang pada temannya.

"Aku jadi takut, bagaimana jika kita ikut terkena sial?" kata murid yang lainnya.

"Semoga Hakan melindungi kita dari efek kutukan itu."

Jungkook semakin menundukkan kepalanya sedih. Taishi dan Kei mulai merasa jengah karena perlakuan yang diterima Jungkook. Ini tidak adil, Jungkook tidak tahu apa-apa mengenai hal itu.

"Bisakah kalian semua diam?" bentak Taishi.

"Jangan mengarang cerita! Apa kalian lihat sendiri Hakan menjatuhkan kutukan pada bocah berusia 16 tahun seperti Jungkook?" Kei berteriak kesal.

LAND OF THE ELEMENTS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang