"Setelah ini apa kalian mau langsung ke kafetaria?" tanya Taishi setelah kelas mereka selesai.
"Boleh, aku sudah sangat lapar," jawab Kei sambil memegangi perutnya.
Jungkook menggeleng, "Aku mau ke Seokjin Hyung dulu."
"Tapi kau tidak boleh melewatkan makan siang, Jeon." Kei menatapnya tidak setuju.
"Entahlah, tiba-tiba aku ingin mengunjunginya sebentar. Aku tidak akan lama kok. Kalian duluan saja, nanti aku akan menyusul ke kafetaria." Jungkook tersenyum meminta maaf pada kedua temannya itu.
Taishi dan Kei kemudian hanya mengangguk, percuma mencegah Jungkook. Anak itu tidak akan mendengarkan mereka.
Mereka bertiga keluar kelas bersama sebelum akhirnya pergi ke arah yang berlawanan. Jungkook sedikit mempercepat langkahnya untuk melewati lorong panjang yang menghubungkan gedung pendidikan dengan selasar barat yang berfungsi sebagai ruang kesehatan utama.
Jungkook membuka pintu ruangan Seokjin dengan bersemangat tapi dia tidak menemukan siapapun di sana.
"Kemana Seokjin Hyung?" gumam Jungkook pada dirinya sendiri.
Dia mengamati ruangan sepi ini dengan berbagai macam pikiran memenuhi benaknya. Jungkook takut jika terjadi sesuatu pada Seokjin. Akhirnya Jungkook memutuskan untuk pergi ke ruangan dewan siswa. Di sana pasti ada Namjoon dan yang lain, mereka pasti punya jawaban kenapa Seokjin tidak ada di ruangannya.
Jungkook berlari menuju ke ruang dewan siswa yang ada di sisi lain gedung ini. Karena terburu-buru tanpa sengaja Jungkook menabrak bahu seseorang.
"Maafkan aku, aku sedang buru-buru." Jungkook melemparkan tatapan menyesalnya pada orang itu.
Yang ditabrak hanya tersenyum tipis.
"No problem," jawabnya.
"Oh, Kak Reverend ya?" sapa Jungkook ketika dia mengingat orang yang baru saja ditabraknya.
Reverend mengangguk, "Baguslah, ternyata kau masih mengingatku."
Jungkook tersenyum. Tentu saja dia ingat pada kakak tingkat pengendali bumi ini. Waktu itu dia kelihatan keren sekali ketika melerai Jimin dan Hoseok.
"Memangnya kau mau pergi kemana sampai lari-lari di lorong seperti ini?"
"Aku harus ke ruangan dewan siswa untuk menanyakan sesuatu pada Namjoon Hyung."
"Ah, baiklah. Hati-hati, Jungkook." Reverend melambaikan tangannya sebelum berlalu dari hadapan Jungkook.
"Semoga harimu menyenangkan." balas Jungkook sebelum berbalik melanjutkan perjalanannya untuk menemui Namjoon.
Tanpa mengetuk pintu lebih dulu Jungkook masuk ke dalam ruangan dewan siswa. Di sana ada Namjoon, Yoongi, dan Hoseok. Mereka bertiga kelihatan kacau. Hoseok bahkan terus mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Hyung, dimana Seokjin Hyung?" tanya Jungkook tanpa basa-basi.
Namjoon terlihat gugup menghadapi pertanyaan itu.
"Apa terjadi sesuatu padanya?" desak Jungkook ketika melihat ekspresi Namjoon.
"Seokjin semalam menghilang." Hoseok yang menjawab dengan suara lirih.
"Apa maksudnya dia menghilang? Hyung, ini tidak lucu!" Jungkook menolak untuk percaya.
"Tapi ini benar, Jungkook-ah. Seokjin hilang tanpa jejak." Namjoon menundukkan kepala, tangannya mengepal karena kesal dan frustasi.
"Bagaimana bisa? Seokjin Hyung kan sedang terluka."
"Karena itulah, kami sedang menyelidikinya," sahut Yoongi. "Memang mustahil jika dia bisa pergi dari sini dengan keadaan yang seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE ELEMENTS ✅
FanfictionSelamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.