Bab 23

2.4K 428 288
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and comen.

Wajib Komen setiap paragrafnya ya biar aku semangat

****

Moka dan Reva menghabiskan waktu istirahat di kantin. Mereka memesan dua porsi nasi goreng dan air mineral. Moka berusaha menghindar dari Dante dan Bima. Menurutnya kedua orang cowok itu aneh dan tentu saja mengusik hidupnya.

"Bima berantem sama anak baru di lapangan!" sebuah teriakan membuat Moka menoleh. Ia tak jadi melanjutkan makan. Apa ini yang dimaksud Bima kemarin adu mekanik? Gila memang! Apasih yang mereka perebutkan? Lagian Bima juga tak menyukainya jadi untuk apa repot-repot mempermasalahkan Dante yang menyukainya?

Moka menghela napas kasar, nafsu makannya turun seketika. Ia bangkit untuk melihat kejadian di lapangan.

"Lo nggak makan?"

"Nggak nafsu gue."

"Mau ke lapangan liat Bima berantem?" Moka mengangguk menjawab pertanyaan Reva. 

"Ikut."

Kemudian kedua orang itu mengikuti orang-orang yang juga berjalan ke arah lapangan. Benar saja lapangan dipenuhi orang-orang yang menonton. Tak ada satupun orang yang berniat memisahkan.

"Rev, Lo panggil guru kesini. Biar gue yang pisahin mereka." Moka mendesah ia tak menyangka jika Bima dan Dante akan bertingkah seperti anak kecil.

Bima memasukan tangannya ke dalam saku celana. Matanya menatap tajam Dante. Awalnya ia hendak ke kantin untuk makan, namun tiba-tiba Dante menghadangnya dan mengatakan ingin berkencan dengan Moka. Bima yang tak suka mendengar gagasan Dante. Ia mengajak cowok itu bertarung.

"Gue nggak nyangka lo sesuka itu sama Moka," ejek Dante.

"Bacot lo Anjing!" Bima berlari lalu meninju rahang Dante hingga ambruk jatuh ke tanah lapang.

Orang-orang yang menonton langsung menjerit histeris. Moka membelalak kaget tak menyangka jika Bima akan melakukan serangan. Ketika Moka hendak melerai keduanya, Bima sudah lebih dulu menghajar Dante kembali. Namun kali ini Dante tidak diam. Ia ikut membalas, mereka berkelahi tanpa mempedulikan rasa sakit. Bima yang sudah dipenuhi amarah memukul Dante dengan brutal.

"Bim Stop!" teriak Moka. Wajah gadis itu panik ketika melihat Bima yang terlihat beda. Cowok itu terlihat seperti seorang psikopat yang tak akan membiarkan mangsanya kabur. Ia tak mengira jika Dante tak mampu mengimbangi Bima.

Bima mengabaikan teriakan Moka. Ia tidak akan berhenti memukul Dante hingga cowok itu menyerah untuk mendekati Moka. Ia yakin pasti Dante memiliki niat yang buruk ke Moka. Tidak mungkin hanya karena suka. Bullshit! Ia tahu Dante seperti apa. Orang sepertinya tidak akan pernah mengenal cinta. Yang cowok itu cari hanya kesenangan saja. Ia tidak ingin Moka dilukai oleh Dante, hanya dirinya yang boleh melukai Moka.

"Bim stop!"

Deg!

Bima menghentikan pukulannya, ketika ia merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya.

Deg!

Jantungnya berdebar kencang mengetahui Moka yang melakukan itu. Dunianya terasa berhenti sejenak. Bima menelan ludah gugup, tak ingin terbawa suasana ia langsung menyadarkan diri.

"Lepas...," bisik Bima.

Kondisi Dante mengenaskan namun cowok itu masih bisa berdiri. Terlihat Dandi dan Dimas memegangi Dante agar tak melakukan penyerangan. Sedangkan Bima ditahan oleh Moka. .

Dangerous Boy - BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang