Bab 12

5.4K 1.2K 189
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and comen.

Wajib Komen setiap paragrafnya ya biar aku semangat

Semoga suka cerita ini 💜💜💜

Entah knp aku ngerasa cerita ini malah lebih mirip ke Nano 🤣 dari pada taxi driver...

Entah knp aku ngerasa cerita ini malah lebih mirip ke Nano 🤣 dari pada taxi driver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Selesai latihan drama Bima dan Moka langsung melaksanakan misi mengikuti bunga dan teman-temannya. Mereka berada di salah satu toko pakaian. Moka pura-pura memilih baju sedangkan Bima diam-diam memotret anak-anak itu. Bahkan dari cara mereka memperlakukan Sekar saja sudah terlihat jelas, jika keberadaan Sekar disana hanyalah babu. Gadis malang itu membawa kantong belanjaan temannya.

"Bim, beli ini yuk!" Moka menunjukkan kaos Couple berwarna putih.

"Kita kesini bukan mau shopping," padahal dalam hati Bima takut jika disuruh membayar. Ia bukan tipe orang yang suka mengeluarkan uang untuk hal percuma, ia lebih suka memberikan uangnya untuk anak-anak panti.

"Biar mereka nggak curiga, lagian lo nggak ngerasa apa anak yang rambut sebahu itu ngeliatin lo terus dari tadi." Moka sedikit kesal dengan orang itu. Ia duga pasti anak itu menyukai Bima.

Bima menghembuskan napas lalu menoleh sebentar. Benar saja anak yang dibilang Moka sekarang sedang mengedipkan mata genit ke arahnya.

"Tapi ini nanti bayarnya patungan ya! Gue nggak ada duit. Maklum gue masih sekolah uang aja masih minta bokap." Moka terkekeh mendengar ucapan Bima. Baru kali ini ada cowok yang terang-terangan ngomong bayar belanjaan patungan. Biasanya cowok itu akan gentle dengan menawarkan diri langsung membayar.

"Oke." Yang penting ia bisa memiliki baju yang sama dengan Bima.

Bima mengeluarkan uang seratus ribu, lalu memberikannya pada Moka. "Kalau ada kembaliannya, jangan lupa balikin."

"Ckckck, harga bajunya aja 200 ribuan. Ini gue yang nombok tau!" desah Moka.

"Nih gue tambahin dua puluh ribu. Mending lo ke kasir bayar tuh baju. Gue mau nyamperin mereka sebentar." Moka mengambil uang itu kasar, menuruti perintah Bima.

Bima mendekat ke arah anak-anak itu. Terlihat mereka terkejut dengan kehadirannya.

"Hai Kak Bima," sapa mereka. Siapa sih yang tidak mengenal Pandawa Lima bersaudara! Bima terkenal sebagai salah satu anak Pandawa yang paling ramah. Namun tidak ada yang pernah tahu sifat aslinya.

Dangerous Boy - BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang