Bab 27

254 49 219
                                    

Love dulu buat part ini 😭😭

Ada yang kangen Bima?

Mohon maaf lahir dan batin yaa💜💜

Susah banget mau nulis cerita ini. Bismillah aku coba sampai tamat semoga kalian banyak yang sukaaa...

***

"Ada yang mau gue omongin," ujar Dante.

Dante berdiri di depan Bima mereka saling menatap satu sama lain. Mereka berada di depan kelas. Beberapa anak memperhatikan itu. Mereka penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada dua orang itu. Mereka terlihat seperti memiliki dendam abadi. Mengingat mereka sering berantem.

"Soal apa?"

"Kematian Raffa." Mendengar itu membuat Bima terdiam. Ia menatap Dante penasaran.

Moka tiba-tiba datang, ia berdiri di tengah ke dua orang itu. Ia hendak melerai. Ia tidak mau ada perkelahian. Kedua orang itu sering berkelahi masalahnya ia tak mau ada keributan lagi.

"Stop!! Mending kalian pergi, dari pada ujungnya berantem. Bima ayo ke kantin aja."

"Minggir dulu, Moka. Gue mau ngomong sama Dante."

Moka terkejut dengan itu. namun ia membiarkan Bima pergi dengan Dante ke belakang sekolah untuk berbicara dengan catatan mereka tak boleh berantem. Moka hanya melihat dari kejauhan meski ia tak bisa mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.

"Maaf gue udah nyalahin lo atas kematian Raffa. Gua udah nyari tahu perihal kematian Raffa, dia ditabrak sama orang yang lagi lo curigai sekarang."

"Lo mau kan maafin gue?"

"Kita masih sahabatkan, gue juga mau membalas kematian Raffa Bim. Gue bakal bantu lo buat kasih hukuman ke orang itu. Bahkan gue tahu kalau orang itu menyamar sebagai ayah Moka. Dia bukan Narendra, tapi Mahendra."

Bima terdiam mendengar itu. Ia tidak menyangka kalau Dante tahu perihal ini. Namun semua bisa terjadi, Dante adalah anak Gengster jadi ia memmiliki informasi yang cukup banyak berbeda dengannya. Ia harus mencari sendiri dan itu sulit.

"Terus dari kemarin lo nyerang gue buat apa? Kalau ujung-ujungnya mau ajak kerja sama." Bima ingin tahu alasan Dante melakukan hal itu padanya.

"Gue Cuma mau tes kemampuan lo aja. Masih kuat seperti dulu apa enggak."

"Terus Moka? Lo kenapa deketin dia? Lo suka sama dia?"

"Enggak suka, itu cuam strategi biar di notice sama lo."

Mendengar itu Bima terkekeh. Sahabatnya itu memang tidak berubah dari dulu. Ia pikir Dante menyukai Moka. Ia sudah terlanjut suka sama Moka. Ia tidak mau Dante merebut apa yang ia suka.

"Lo suka beneran sama Moka?"

"Pake nanya!" Bima mendesah ia menatap tajam Dante. Emang tidak terlihat kalau ia menyukai Moka. Meski ia agak jaim. Ia hanya menyembunyikan rasa sukanya, karena ia malu.

"Berarti kita udah temenan?"

"Ada satu syarat kalau lo mau temenan lagi sama gue."

"Apapun itu bakal gue lakuin."

"Bikin kejutan di acara Drama nanti." Bima menyeringai, ia mempersiapkan sebuah rencana bagus. Ia ingin membuat Lana menyesal telah merebut posisi Moka.

"Easy, lo liat aja kejutan dari gue."

"Satu lagi Dante, gue nggak mau gabung ke gangster ayah lo lagi. Gue mau kehidupan yang normal."

Dangerous Boy - BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang