Bagian 3

82 20 4
                                    

" Lo bodoh atau bego, sih?" tanya cowok itu dengan menekan jarinya ke sudut bibir Kelly.

Bukannya menjerit kesakitan seperti orang normal biasanya, Kelly justru diam tidak menggubris.

"Aku ini bodoh, saking bodohnya aku nggak bisa ngelawan mereka yang berani ngerendahin aku. Aku ini bego, saking begonya bisa kejebak di suasana seperti ini." Jawab Kelly dengan tatapan melamun.

"Siapa nama lo?" tanya cowok itu tanpa menanggapi penjelasan dari Kelly.

Sontak Kelly mengerjap, melihat sosok yang ada di depannya saat ini. "Kelly."

"Kenalin, nama gue Yoga." Ucapnya memperkenalkan diri dengan mengangkat tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Kelly.

Namun, tidak ada balasan. Kelly hanya melirik lalu melihat ke arah lain. "kenalan itu cuma salah satu siasat cowok untuk mendekati cewek." Kata Kelly.

"Sok tau banget lo jadi cewek." Kata siswa yang bernama Yoga itu.

Yoga berdiri di hadapan Kelly yang sedang duduk. Membuka kotak obat dan mencari plaster.

"Nih gue tambal jidat lo, biar nggak sembarangan menilai semua orang itu sama." Kata Yoga yang kemudian pergi dari ruangan UKS.

•••

BRAK!

suara gebrakan meja membuat sekumpulan para siswi pembully itu terkejut melihat sang ketua marah.

"Kalian semua cuma ngadepin cewek cupu kayak dia aja nggak bisa?! Cih, malu-maluin gue aja lo pada," ejeknya kepada kelompok gengnya.

Sekumpulan siswi yang di marahi oleh ketua geng hanya bisa diam dan menunduk.

"Kita dimarahin Yoga, Lun." Kata siswi mewakili temannya yang lain.

"Argh ... Yoga lagi Yoga lagi. Bisa nggak sih, itu cowok nggak ganggu rencana gue!" Teriaknya dalam ruangan kosong dalam lingkungan sekolah yang sudah lama tidak terpakai.

"Gue nggak mau tau, apapun resikonya, kalian semua harus habisin itu cewek cupu," katanya dengan mata penuh amarah dan tangan mengepal. "Kalau pun nggak ada cara lain, tangan gue yang akan habisin dia."

•••

𝐘𝐨𝐮 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang